Mohon tunggu...
Olinda Puspa Amelia
Olinda Puspa Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Currently a second-year student majoring in management at Airlangga University. Have participated in the national level English olympiad online and became the top 40 out 100 participants.

I love to learn about languages, especially English and Korean. I often spend my free time listening to my favorite music and reading some books or comics. I participated in several organizational activities on campus to develop myself. Not only that, but I also participate in webinars and competitions.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Orang Tua Wajib Tahu Gentle Parenting, Pola Asuh yang Mengutamakan Kasih Sayang Tanpa Hukuman

6 Juli 2022   20:06 Diperbarui: 6 Juli 2022   20:15 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Orang tua merupakan fondasi utama dalam lingkungan keluarga yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan anak. Hal tersebut didukung dengan adanya pola asuh yang diterapkan oleh orang tua. Pemberian pola asuh yang tepat sangat penting dan akan diperhitungkan sebagai keberhasilan di dalam mendidik serta membentuk karakter anak. Pola asuh merupakan cara perlakuan kepada anak dan dianggap sebagai hal yang penting serta mendasar untuk menyiapkan anak menjadi individu dengan karakter atau kepribadian baik. 

Setiap orang tua pasti memiliki pendekatan atau pola asuh tersendiri untuk mendidik seorang anak. Pendekatan pola asuh mempengaruhi perkembangan kepribadian anak karena karakteristik dan komponen karakter orang dewasa terbentuk dari karakter mereka disaat usia belia. Oleh karena itu, pengaruh perkembangan sosial dan moral anak di masa depan akan ditentukan melalui bagaimana anak tersebut diperlakukan saat masa kecil. Salah satu pola asuh yang dapat dipertimbangkan orang tua untuk diterapkan pada sang anak yaitu gentle parenting.

Gentle parenting merupakan pola asuh yang dikemukakan oleh Sarah Ockwell, psikolog asal Inggris dalam buku yang ia tulis dengan judul "The Gentle Parenting Book: How to Raise Calmer, Happier Children from Birth to Seven". Gentle parenting adalah bagaimana bisa menerima diri yang tidak sempurna, memaafkan kesalahan, dan berusaha menjadi orang tua yang baik. Pola asuh ini hanya akan mengutamakan kasih sayang, dedikasi, dan konsisten. Orang tua dengan pola asuh ini tidak akan ragu atau takut untuk menjadi pembela bagi anaknya di situasi apapun. Pola asuh ini juga akan membuat orang tua dan anak memiliki hubungan yang dekat. 

Tujuan dari gentle parenting adalah membentuk anak yang memiliki rasa empati, baik dalam mengontrol diri, dan berperilaku tenang. gentle parenting sendiri tidak berfokus untuk melakukan apresiasi berlebih dan hukuman terhadap anak. Memberikan apresiasi atau penghargaan yang berlebihan hanya membuat anak bertindak sesuatu karena hal tersebut, dan hukuman hanya membuat anak tidak menurut serta tidak ingin melakukan sesuatu yang orang tua anjurkan atau sesuatu atas inisiatifnya sendiri sehingga menghambat anak dalam mengeksplorasi hal baru.

Terdapat 3 hal prioritas yang wajib dijalankan oleh orang tua dalam menerapkan gentle parenting yaitu: 

1. Empati

Empati merupakan salah satu sikap yang perlu dilakukan orang tua terhadap anak. Orang tua perlu untuk belajar mengerti perasaan dan mencari tahu penyebab dari kelakuan baik atau buruk, benar atau salah dari anak dan tidak menghukum maupun memarahi mereka. Orang tua akan lebih mudah apabila menghentikan permasalahan mulai dari akarnya dan memberikan nasihat serta pengertian pada anak setelah penyebab dari perilaku anak sudah diketahui.

2. Saling menghargai

Orang tua harus mencoba untuk saling menghargai perasaan dari anak mereka. Tidak hanya perasaan saja, namun kepribadian dan menghormati anak seolah anak adalah orang dewasa juga diperlukan sehingga anak akan belajar untuk memahami, menghormati, dan juga menghargai orang tuanya.

3. Memahami

Orang tua perlu untuk memahami jika anak belum secara utuh dapat berkembang dan belum memiliki kekuatan untuk mengontrol diri. Orang tua juga harus memahami bagaimana perilakunya sendiri terhadap anak dan mengubah ekspestasi terhadap anak. Maka dari itu, orang tua setidaknya dapat membuat dan menetapkan batasan pada anak melalui kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu orang tua dan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun