Mohon tunggu...
Oky Nugraha Putra
Oky Nugraha Putra Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Padjadjaran

Alumnus Prodi Sejarah Unpad. Hobi membaca, menulis, olahraga (bersepeda, jogging, sesekali hiking), tertarik pada dunia kesejarahan (sosial-budaya, politik-militer).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Papajar 1437 H

23 April 2019   14:03 Diperbarui: 23 April 2019   14:29 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 

Hendra menimpali, "Ok Mang hayulah berangkatkeun. Ti Jatinangor pan mangkatna biasa ?"

 

Ridwan membalasnya, "Muhun mang ti Jatinangor mangkatna sapertos biasa".

 

Galih ikut membalas, "Muhun wa ti Jatinangor, tempat kumpul barudak. Kosan di dinya".


 Setelah bercakap bertiga di grup yang dihuni sekitar 20 akun itu akhirnya yang akan ikut kegiatan papajar hanya Ridwan, Hendra, dan Galih. Anggota grup lain hanya membaca pesan ketiga kawannya itu tanpa ada yang menimpali. Ridwan segera keluar dari aplikasi chat tersebut dan mematikan paket datanya. 

Lalu dia pergi ke ruang tamu di bawah untuk sekadar menonton siaran televisi malam itu. Sembari ke bawah Ridwan membawa buku yang baru saja dibelinya secara online berjudul Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia. Penulisnya merupakan ahli dalam bidang sejarah makanan di Indonesia. Di buku tersebut Ridwan menemukan narasi menarik terkait rendang yang merupakan makanan kesukaannya. 

Ternyata menurut temuan fakta sejarah yang dimunculkan oleh penulis, rendang merupakan teknik memasak daging dari Portugis agar daging itu bisa tahan lama selama berbulan-bulan. Hal ini wajar adanya karena orang-orang Portugis pada masa penjelajahan di abad 15-16 sering mengarungi samudera luas yang jauh dari tanah leluhurnya. 

Agar bahan makanan yang mereka bawa tahan lama terutama daging domba, mereka memasak daging tersebut di sebuah kuali yang besar selama lebih dari tiga jam hingga warna daging dan bumbu yang telah bercampur itu kehitaman. Warna hitam di sini tidak berarti daging tersebut menjadi hangus. Namun hal tersebut menandakan daging dan bumbunya telah tercampur secara merata. Sambil dimasak dengan api kecil, daging terus dioseng-oseng secara perlahan agar tidak hancur. Ridwan malah asik membaca buku ketimbang menonton televisi hingga akhirnya tertidur lelap di kursi sofa ruang tengah kosannya.

Ridwan sedang berjalan-jalan di sebuah kapal berbendera salib dan menemukan beberapa awak kapal sedang hilir mudik mengangkuti beberapa kerat minuman anggur serta tong berisi anggur pula. Selain itu bahan makanan seperti gandum, daging, roti dan biji-bijian pun dia lihat dinaikkan ke atas kapal. Tak lupa beberapa peti kayu berisi buku, peta, teropong dan buku harian dinaikkan pula. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun