Mohon tunggu...
Oky Nugraha Putra
Oky Nugraha Putra Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Padjadjaran

Alumnus Prodi Sejarah Unpad. Hobi membaca, menulis, olahraga (bersepeda, jogging, sesekali hiking), tertarik pada dunia kesejarahan (sosial-budaya, politik-militer).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Papajar 1437 H

23 April 2019   14:03 Diperbarui: 23 April 2019   14:29 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mereka bertiga menunaikan salat Maghrib terlebih dahulu sebelum berangkat. Menggunakan dua motor, Hendra membonceng Ridwan dan Galih sendirian. Mereka tiba di pemandian air panas Cipanas, Garut pukul 19.31. Setelah membayar tiket masuk yang terhitung murah hanya Rp. 15.000,00 mereka pun menikmati kolam air panas yang membuat tubuh terasa segar kembali. Menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam di kolam air panas mereka pun secara serempak naik dari kolam itu. Waktu semakin malam wisata kolam air panas Tirtanaga ini semakin padat dikunjungi oleh pengunjung dari berbagai daerah seperti Garut, Bandung, Cimahi, dan Sumedang. Setelah membersihkan diri dan bersiap meninggalkan pemandian itu mereka mengobrol.

 

"Asli ieu mah ngeunah kolam cai panas th. Murah, lega deuih kolamna", ujar Hendra.

 

Galih menimpali, "Heeh wa. Teu rugilah. Pas jang kantong mahasiswa, mah !",

 


Ridwan menanggapi keduanya, "Ngeunah sih. Ngan hariwang hungkul ari urang mah euy kana karuksakan lingkungana. Ceunah mah ceuk babaturan kuliah urang nu urang Garut, leuweung-leuweung di Gunung Guntur, Papandayan, jeung Cikuray g makin nyaeutikan luasna".

 

Sebagai orang-orang yang suka mendaki gunung dan bermain ke alam bebas, Galih, Hendra, dan Ridwan menyayangkan keserakahan korporat yang dinaungi dengan aturan pemerintah dengan mengizinkan eksploitasi alam secara besar-besaran tanpa memerhatikan unsur kehidupan lain yang ada di dalamnya. Kegiatan papajar kali itu ditutup dengan ngopi bersama menikmati kekhasan kopi lokal Garut di salah satu kedai kopi di wilayah Garut Kota.

 

"Gusti nu Ngasih, Alam nu Ngasuh, Manusa nu Ngasah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun