Mohon tunggu...
Oktiani Endarwati
Oktiani Endarwati Mohon Tunggu... Penulis

Mengikat kenangan dan ilmu dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Merayakan Keheningan, Ini Daya Tarik Kafe Tanpa Musik bagi Introvert

13 Agustus 2025   14:12 Diperbarui: 13 Agustus 2025   14:12 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa rasanya kafe tanpa musik? Bagi seorang introvert yang suka keheningan tentu sangat menyenangkan. Hanya ada suara mesin kopi yang mendesing, obrolan samar, dan suara dentingan gelas. Itu semua menciptakan suasana intim di dalam kafe.

Di era di mana musik menjadi identitas sebuah kafe, keberadaan kafe tanpa musik mungkin dianggap aneh dan canggung. Namun, bagi sebagian orang, justru di sinilah letak daya tariknya. Mereka yang datang adalah para pencari ketenangan yang mencari ruang untuk fokus, merenung, atau sekadar menikmati kopi tanpa gangguan.

Bagi seorang introvert, keheningan membuat mereka merasa lebih nyaman dan tenang. Mereka bisa mendapatkan energi dari waktu yang dihabiskan sendirian. Keheningan menjadi medium untuk fokus meningkatkan produktivitas tanpa lirik lagu yang masuk mengganggu pikiran.

Tidak semua kafe memainkan lagu sesuai selera pengunjung. Maka kafe tanpa musik bisa menjadi pilihan tepat. Kafe tanpa musik menawarkan beberapa kelebihan yang membuatnya menjadi tempat ideal bagi para introvert.

Pertama, fokus tanpa distraksi. Banyak introvert yang lebih suka bekerja dalam keheningan tanpa terganggu oleh lingkungan sekitar. Meskipun musik dianggap menenangkan sebagian orang, jika tidak sesuai selera malah bisa menjadi distraksi. Di kafe yang hening, para introvert bisa meningkatkan konsentrasi dan produktivitas tanpa terganggu lirik atau ritme yang memaksa.

Kedua, kenyamanan. Kafe yang tenang bisa membuat seorang introvert nyaman. Mereka merasa nyaman dengan diri sendiri dan lebih suka melakukan sesuatu tanpa diganggu. Introvert sering kali menemukan energinya dalam kegiatan yang merefleksikan diri. Mereka bukan anti sosial, hanya butuh waktu sendiri untuk mengisi ulang energi yang terkuras setelah berinteraksi sosial.

Ketiga, lebih personal. Kafe yang hening cenderung mendorong percakapan yang lebih tenang dan personal. Cocok bagi introvert yang tidak suka percakapan basa-basi. Mereka lebih suka berinteraksi secara mendalam dengan beberapa orang terdekat. Suasana yang tidak terlalu ramai membuat para introvert nyaman memulai obrolan dengan teman atau kenalan.

Keempat, menikmati suasana. Seorang introvert lebih suka memperhatikan detail-detail kecil dan pola perilaku orang lain. Bukan hobi aneh. Hanya saja dengan mengamati memungkinkan introvert merasa lebih nyaman dalam suasana yang baru atau asing. Ketika musik dihilangkan, indera pendengaran kita menjadi lebih peka terhadap suara di sekitar. Ini yang disukai introvert untuk mengamati dan menganalisis dunia di sekitar mereka.

Pilih Kafe dengan Musik atau Tanpa Musik?

Pengalaman kafe adalah hal yang sangat personal. Tidak ada jawaban mana yang lebih baik. Namun, kalau disuruh memilih, saya lebih suka kafe tanpa musik. Jauh dari kebisingan, tanpa live music, hanya ada suara obrolan orang dan suara mesin kopi. Kafe seperti itu bisa menjadi daya tarik bagi introvert untuk "me time" yang lebih khidmat.

Jika musik tidak ada, apa yang membuat kafe tetap menarik? Jawabannya adalah kualitas produk dan kenyamanan. Kafe tanpa musik bisa menonjolkan pada desain interior yang menenangkan dengan pencahayaan yang lembut. Pelanggan datang bukan karena musiknya, melainkan karena mereka tahu tempat yang nyaman dan produk kopi atau makanan yang enak.

Pada akhirnya, kafe tanpa musik bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian orang. Kafe tidak harus selalu bising. Tidak ada musik justru menjadi keunikan dan daya tarik sebuah kafe.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun