Keluarga korban berjuang mencari keadilan dan informasi mengenai apa yang terjadi pada anggota keluarga mereka yang hilang, bahkan bertahun-tahun setelah kejadian. Akibat peristiwa tersebut, banyak keluarga korban yang harus menghadapi trauma berkepanjangan.
Transisi antara kedua sudut pandang ini menjadi salah satu kelebihan utama novel Laut Bercerita. Kita bisa melihat gambaran utuh tentang dampak tragedi tersebut, baik bagi korban langsung maupun orang-orang terkasih yang ditinggalkan.
3. Perjuangan untuk Keadilan
Dalam novel Laut Bercerita, konsep keadilan digambarkan dengan sangat kompleks, menyakitkan, dan jauh dari kata tercapai. Hal ini dialami oleh para aktivis dan keluarga mereka di masa Orde Baru.
Keadilan hukum tidak pernah didapatkan oleh Biru Laut dan teman-temannya yang diculik. Mereka adalah korban penghilangan paksa, tanpa proses hukum, tanpa pengadilan yang adil, dan tanpa ada pertanggungjawaban. Keluarga korban, terutama Asmara Jati, berjuang mati-matian mencari informasi, melaporkan, dan menuntut kejelasan. Hasilnya, selalu dihadapkan pada penolakan dan intimidasi.
Hingga akhir cerita, para keluarga korban masih terus menuntut kejelasan. Menyisakan pertanyaan besar tentang kapan keadilan sejati akan tercapai bagi mereka. Perjuangan untuk keadilan sering kali panjang, melelahkan, dan penuh tantangan.
4. Solidaritas dan Persahabatan
Kisah persahabatan Biru Laut dan rekan-rekan aktivisnya di kampus maupun dalam organisasi menjadi awal cerita. Persahabatan mereka berakar pada kesamaan visi dan misi dalam memperjuangkan demokrasi, keadilan, dan kebebasan berbicara di masa Orde Baru. Mereka adalah mahasiswa yang haus akan perubahan dan rela mengambil risiko besar demi cita-cita bersama.
Ada momen di mana mereka bersembunyi bersama, berbagi makanan, dan merencanakan langkah selanjutnya. Solidaritas ini sangat terasa, terutama saat Biru Laut dan kawan-kawan diculik. Meski hidup mereka diintai bahaya, persahabatan mereka tetap diwarnai tawa dan canda. Bahkan dalam kondisi disekap dan disiksa, mereka berusaha saling menguatkan.
Setelah beberapa di antara mereka "hilang", teman-teman yang tersisa juga terus mencari dan memperjuangkan kejelasan nasib mereka.
5. Berhati-hati terhadap Pengkhianat
Pengkhianat memang selalu ada di mana-mana. Kisah pengkhianatan dalam novel Laut Bercerita menjadi salah satu bagian yang paling menyakitkan. Terutama karena sang pengkhianat datang dari lingkaran terdekat Biru Laut.
Saat Laut dan teman-temannya di bawah tekanan dan siksaan, pengkhianat itu malah memberikan semua informasi kepada pihak militer. Momen pengkhianatan ini digambarkan dengan sangat pedih, marah, dan kecewa, terutama dari sudut pandang Laut.
Novel ini mengingatkan bahwa bahaya tidak selalu datang dari musuh yang jelas. Terkadang, titik paling rentan justru ada di dalam, di antara orang-orang yang kita percayai. Untuk itu, kita harus selalu waspada, bahkan dalam lingkungan terdekat sekalipun.