Mohon tunggu...
Okti Nur Risanti
Okti Nur Risanti Mohon Tunggu... Penerjemah

Hai, saya Okti. Menulis adalah upaya saya untuk mempraktikkan misi mandat budaya.

Selanjutnya

Tutup

Book

Buku: Cinta Lama yang Tidak Pernah Mati

25 September 2025   11:09 Diperbarui: 25 September 2025   19:12 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku (Unsplash -- Debby Hudson)

Selepas kuliah, karena pengaruh teman-teman saat itu, saya jadi mulai banyak membaca buku-buku rohani, filsafat (mostly dari majalah BASIS), politik & budaya. Dan terakhir, setelah bekerja, saya lebih banyak membaca berbagai artikel via situs & medsos karena sangat terkait dengan pekerjaan yang saya lakukan. Dan, itu masih berlangsung sampai sekarang.

So, yeah. It's been a life long love affair. Tidak ada tuh namanya pengalaman buruk dengan buku dan membaca. Semuanya manis, mengesankan, dan berguna.  Book is a wood, indeed. No toxic, no red flags. Just green, pokoknya.

Buat saya, membaca buku seperti menjelajah ke dunia lain dan pada kehidupan banyak orang & pemikiran. Each book is a universe in itself. Dari suka baca pula saya jadi suka menulis & akhirnya bisa memiliki keterampilan menerjemahkan & editing. So, sayang sekali kalau banyak orang yang tidak suka membaca di negara ini. Ada begitu banyak harta & hikmat yang bisa kita ambil dengan membaca buku.

Kesukaan membaca itu kemudian juga saya tularkan kepada anak semenjak kecil. Meski tidak segila ibunya dalam membaca, tapi anak saya jadi punya ketrampilan menulis (yang hasilnya pernah diterbitkan oleh salah satu media massa besar) karena membaca. Suka membaca akan membuat kita jadi semakin memahami struktur dan tata bahasa yang baik. Dan, dengan semakin banyak membaca, akan semakin banyak pula kosa kata dan gaya bahasa yang kita kenal untuk bisa menghasilkan sebuah tulisan yang baik. 

Oh ya, pada era digital ini, saya masih saja lebih suka memiliki buku fisik dibanding mengoleksi e-Book. Punya sesuatu yang bisa dipegang, yang berbau, dan bisa dipajang itu terasa jauh lebih memuaskan. Dan ternyata, koleksi buku kami yang jumlahnya ratusan itu memang cukup cantik untuk jadi bahan pajangan di rumah.

Little House series (dok. pribadi)
Little House series (dok. pribadi)
Sampai sekarang, dari berbagai buku yang saya punya, Little House series karya Laura Ingalslah yang menjadi koleksi buku terfavorit. Kenapa? Well, karena buat saya menyenangkan sekali membaca kisah hidup keluarga Ingals yang banyak bersentuhan dengan alam & kehidupan pertanian. Meski sederhana, tetapi keluarga Ingals selalu tahu cara menikmati hidup dan setiap musim dalam kehidupan mereka yang tidak selalu mudah. Mirip-mirip seperti Keluarga Cemara, tetapi tentu saja Little House adalah karya yang lebih dulu dibuat.

Lalu, buku apa yang ga saya suka & ga pernah dibeli? 

Jawabannya adalah buku-buku pengembangan diri. Bukan karena isi atau kontennya sih. Tapi, lebih karena saya merasa selalu percuma kalau beli buku-buku semacam itu. Akan sulit dan jarang diaplikasikan soalnya. Jadi, lebih baik beli saja buku yang saya suka dan tidak akan membuat saya merasa bersalah, hahaha....

Punya cerita manis juga tentang buku?

Yuk, share.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun