Mohon tunggu...
Oktavia Anandha
Oktavia Anandha Mohon Tunggu... Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hobi saya mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Financial

Lemahnya Tembok, Liarnya Celah : Strategi Pencegahan Fraud dalam Pengelolaan Kas

18 Juli 2025   19:53 Diperbarui: 18 Juli 2025   19:53 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Manajemen kas merupakan komponen vital dalam pengelolaan keuangan organisasi karena berperan dalam menjaga ketersediaan dana tunai untuk memenuhi kebutuhan operasional jangka pendek. Pengelolaan kas yang baik membantu perusahaan menghindari kesulitan likuiditas, sehingga keberlangsungan usaha tetap terjaga. Selain itu, manajemen kas yang efisien mendukung terciptanya efisiensi operasional, seperti kemampuan membayar kewajiban secara tepat waktu, menghindari penalti atau bunga atas keterlambatan pembayaran, serta mengurangi biaya peluang akibat kelebihan maupun kekurangan kas. Kas dan setara kas merupakan aset yang sangat penting dalam sistem akuntansi dan keuangan organisasi. Selain menjadi alat tukar utama, kas juga menjadi tolok ukur utama dalam menilai likuiditas dan dasar dalam mengevaluasi seluruh akun keuangan. Namun demikian, kas adalah aset yang paling rentan terhadap kecurangan. Sifat kas yang mudah diakses dan mudah dipindahkan menjadikannya target utama pelaku penipuan, baik dari internal maupun eksternal organisasi. Lemahnya sistem pengendalian internal, tidak adanya pemisahan tugas yang memadai, dokumentasi transaksi yang buruk, serta pengawasan yang tidak efektif merupakan faktor-faktor umum penyebab terjadinya fraud dalam pengelolaan kas. 

Berdasarkan laporan Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) tahun 2022, sekitar 20% dari seluruh kasus fraud dalam organisasi berkaitan langsung dengan penggelapan kas. Kerugian finansial akibat kecurangan ini tidak hanya memengaruhi neraca keuangan organisasi, tetapi juga dapat menghancurkan reputasi institusi dan menurunkan kepercayaan stakeholder secara signifikan. Dalam konteks perencanaan strategis, pengelolaan arus kas yang akurat memungkinkan organisasi menyusun proyeksi keuangan yang realistis, mengelola investasi jangka pendek secara optimal, serta mengidentifikasi dan memitigasi risiko keuangan yang mungkin timbul. Selain itu, kelebihan kas yang dikelola dengan baik dapat diarahkan pada instrumen investasi jangka pendek yang aman dan likuid, sehingga tidak mengendap tanpa memberikan nilai tambah. 

Tulisan ini akan membahas secara sistematis jenis-jenis fraud yang sering terjadi dalam pengelolaan kas, faktor-faktor penyebabnya, serta strategi pencegahan yang efektif. Pembahasan akan merujuk pada standar akuntansi, temuan studi literatur terkini, serta praktik terbaik (best practices) dalam manajemen keuangan dan pengendalian internal yang diterapkan oleh berbagai organisasi.

Pengertian Kas dan Setara Kas

Kas dan Setara Kas (Cash and Cash Equivalents/CCE) merupakan bentuk aset yang memiliki tingkat likuiditas tertinggi dalam struktur neraca suatu entitas. Komponen ini mencakup uang tunai yang tersedia, saldo pada rekening bank, serta instrumen keuangan jangka pendek yang dapat segera diuangkan tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Aset-aset ini umumnya digunakan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek karena dapat dicairkan dalam waktu singkat tanpa kehilangan nilai secara material. Menurut PSAK No. 2 Tahun 2018, kas meliputi uang tunai, giro, cek, wesel, dan simpanan yang dapat ditarik sewaktu-waktu, sedangkan setara kas mencakup investasi jangka pendek yang sangat likuid, jatuh tempo kurang dari tiga bulan, dan tidak mengalami fluktuasi nilai yang signifikan. Contohnya termasuk surat berharga, kecuali sekuritas ekuitas seperti saham preferen yang mendekati tanggal penebusan. 

Fleksibilitas dan kemudahan akses menjadikan kas dan setara kas sebagai elemen vital dalam operasional keuangan. Namun, sifat tersebut juga menjadikannya rentan terhadap fraud, baik dari pihak internal maupun eksternal. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengendalian internal yang ketat dan terstruktur untuk melindungi aset ini dari potensi penyalahgunaan.

Jenis-Jenis Fraud pada Kas

1. Penerimaan dan Pengeluaran Fiktif

Penerimaan fiktif merujuk pada pencatatan palsu atas penerimaan kas yang sebenarnya tidak pernah terjadi, sementara pengeluaran fiktif berkaitan dengan pencatatan biaya atas transaksi yang tidak ada wujudnya. Kedua jenis kecurangan ini biasanya digunakan untuk merekayasa laporan keuangan, khususnya dalam konteks manipulasi pendapatan. Metodenya mencakup pembuatan bukti transaksi yang tidak dapat diverifikasi serta pembesaran nilai pendapatan secara tidak wajar guna menciptakan kesan kinerja keuangan yang sehat.

2. Kecurangan Pembayaran Ganda

Fraud jenis ini terjadi ketika suatu pembayaran dilakukan lebih dari sekali terhadap transaksi yang sama. Biasanya dilakukan dengan cara membuat dokumen palsu atau memanfaatkan celah dalam sistem verifikasi internal. Selain menimbulkan kerugian keuangan, praktik ini juga meningkatkan peluang terjadinya kolusi internal. Untuk mencegahnya, sistem pembayaran yang kuat dan regulasi seperti Royal Decree-Law 19/2018 di Spanyol dirancang untuk memastikan transaksi otorisasi ganda berjalan dengan aman dan akurat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun