Mohon tunggu...
AC Oktavia
AC Oktavia Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar peduli

Memberanikan diri berbagi, setelah terlalu lama hanya mengeluh dalam diam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekuatan Super Orang Indonesia: The Power of Kepepet

9 Oktober 2019   17:07 Diperbarui: 9 Oktober 2019   17:19 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Istilah 'The Power of Kepepet' bukanlah istilah yang baru muncul di masyarakat kita. Istilah ini muncul melengkapi istilah lain yang memiliki arti serupa yaitu SKS atau Sistem Kebut Semalam. Saya rasa banyak masyarakat Indonesia yang sudah mengalami betapa mempesonanya kekuatan super ini yang hanya muncul dengan syarat yang sangat spesifik, yaitu saat berada dalam situasi mendesak atau kepepet.

Ketika kita sudah dalam kondisi kepepet, biasanya oleh deadline, barulah kita merasakan kekuatan itu. Ide-ide mengalir dengan mudah. Produktivitas meningkat drastis. Seluruh halangan tidak lagi terlihat. 

Berbagai macam tugas dan tanggungjawab pun akhirnya dapat terselesaikan dalam waktu singkat. Sayangnya 'The Power of Kepepet' ini tidak bisa dimunculkan di momen-momen biasa, atau paling tidak itulah alasan sebagian orang hingga akhirnya menunda berbagai pekerjaan hingga menit-menit terakhir.

Sepertinya sedikit banyak hal ini dipengaruhi juga oleh sifat orang Indonesia yang terbiasa menikmati hidup apa adanya. Kita terbiasa mencukupkan diri dengan apa yang ada, menikmati hal-hal yang terjangkau oleh kita. Jiwa ambisius kita tidak sekental itu, cenderung mengizinkan setiap orang mengerjakan pekerjaannya masing-masing selama tidak mengganggu kenyamanan hidup kita. Di banding menjadi yang pertama, kita lebih peduli dengan tidak membuat musuh baru. Kita cenderung kalem dan berfokus pada kebahagiaan-kebahagiaan sederhana.

Tentu saja semua hal itu adalah hal-hal yang baik. Bukankah sifat-sifat itu yang akhirnya membuat kita ringan tangan dan mudah saja diajak gotong royong mengerjakan sesuatu. Namun semua kenyamanan yang disediakan ibu pertiwi sepertinya membuat kita lupa, bahwa kita sesungguhnya sedang berada dalam kondisi yang 'kepepet' sebagai negara.

Indonesia merupakan negara dengan sumberdaya terbesar di ASEAN, tapi tetap saja kita banyak kalah dalam persaingan dengan tetangga-tetangga kita. Disintegrasi negara dan adu domba demi kepentingan politik terus terjadi, bahkan dengan pergerakan yang lebih masif. 

Tingkat ketidakpercayaan masyarakat terhadap DPR dan pemerintah yang terlalu tinggi. Permasalahan lingkungan mulai dari sampah, pencemaran, hingga kebakaran hutan terus mengancam kesehatan penduduk. Berbagai macam sumberdaya alam kita terus dikeruk tanpa benar-benar memberikan kesejahteraan bagi masyarakat yang hidup di sekitarnya.

Kita SUDAH berada dalam kondisi kepepet kawan!

Tidak perlulah kita menunggu hingga negara kita mengalami peningkatan jumlah kematian besar-besaran karena perang saudara ataupun karena dampak pencemaran lingkungan. Tidak perlu menunggu negara kita terkena krisis moneter yang membuat kesejahteraan tak terjangkau lain. Tidak perlu juga kita menunggu diajak perang terang-terangan oleh negara-negara lain. Sekarang pun kondisi Indonesia sudah cukup genting menurut saya.

Mari kita bersama menggunakan kekuatan super kita! Menjadi lebih produktif, lebih kreatif, lebih berdaya juang memajukan negara kita lewat cara kita masing-masing. Indonesia bisa karena kita, penduduk Indonesia, bisa. 

Kualitas kita sebagai sumberdaya manusia milik Indonesia tidak kurang hebatnya dengan milik negara-negara lain yang terlihat keren itu. Kita hanya perlu bersama menyadari kita sudah berada dalam kondisi kepepet dan menggunakan kekuatan super kita, 'The Power of Kepepet"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun