Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bahu Perkasa Pria Pesisir

24 September 2022   14:24 Diperbarui: 28 September 2022   07:32 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahu-bahu perkasa pria pesisir (Dokumentasi pribadi)

Dan, tidak semua warga punya kendaraan bermotor. Kalaupun menyewa motor milik orang kampung, biaya sekali angkut juga cukup mahal yakni sepuluh ribu rupiah. Bukan untung tapi buntung. Biaya operasional produksi kadang tidak seimbang dengan pendapatan bersih.

Hasil panen musiman dari kelapa, cengkih, dan pala merupakan cerminan dari perputaran ekonomi yang begitu lambat. Sehingga setiap kali ada kesempatan meraup rupiah maka kesempatan itu tidak disia-siakan. Bahkan untuk anak sekolah sekalipun utamanya SMP dan SMA. Mereka juga turut menghasilkan uang sebagai buru panggul, menciptakan kelompok kerja; memanjat kelapa, memaras kebun, mengeluarkan kayu dll. 

Buru panggul di desa selain mengangkut material proyek, juga mengangkut bahan belanjaan kios milik penduduk kampung. dibayar lima ribu rupiah satu unit. Begitu pun dengan mengeluarkan hasil panen dari kebun semisal Kopra. 

Kehidupan tentu berjalan sangat keras. Uang susah didapat. semua pekerjaan menghasilkan harus dikerjakan. Tetapi sekeras-kerasnya kehidupan di desa, masih ada norma dan nilai yang melekat begitu erat. (sukur dofu-dofu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun