Dalam prosesi adat, selalu disajikan baik untuk ritual atau konsumsi. Pun dengan acara adat semisal doa, di mana ketiganya selalu nampak diwajan-wajan sebagai sesajian.
Dalam acara pernikahan semisal prosesi lamaran, ada beberapa adat yang menjadikan ketiganya sebagai identitas, penerimaan hingga penolakan. Atau bahkan sebagai syarat-syarat tertentu.
Dalam prosesi pengobatan, ketiganya sering digunakan sebagai media penyembuhan oleh para tetua-tetua. Â Pun dengan prosesi adat semisal perdamaian yang tak luput dari prosesi ini. Apapun namanya disetiap daerah dan suku.
Pinang, sirih, dan kapur punya berbagai macam tujuan dalam pemanfaatan dan tidak hanya sekadar dikonsumsi. Tetapi sudah menjadi sebuah identitas, kebudayaan dan praktik kerukunan.
Pinang, sirih dan kapur tidak hanya sekadar buah atau bahan tertentu dalam kultur masyarakat akan tetapi sudah menjadi identitas. Selain Maluku Utara, hampir di seluruh Indonesia punya keunikan masing-masing dengan adat dan kebudayaan yang menyertai.
Identitas ini melekat kuat dan hingga kini terus melekat. Sebuah identitas yang belum termakan zaman. Di mana tradisi hampir kalah oleh modernisasi. (sukur dofu-dofu, yuk felemei)