Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Samsul dan Cerita Pemuda Kota Ternate Mencari Rupiah

21 November 2020   21:13 Diperbarui: 24 November 2020   06:31 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Samsul sedang mengorek kelapa yang di matangkan (Dokumentasi pribadi)

Selain itu, jasa berikutnya ialah dengan menjadi kuli atau buru kasar setiap kali ada material atau ada barang belanjaan pemilik warung di desa seperti beras, semen dan lain-lain.

Paling lancar ketika ada proyek pemerintah. Sebab, setiap seminggu sekali ada material seperti semen dan besi yang masuk. Mereka diupah berdasarkan tawaran awal ke kepala buru dengan harga sekian rupiah. Dan nanti akan di bayar perjumlah kelompok.

Sementara jika barang tersebut barang milik pedagang atau pemilik warung maka mereka dibayar perbuah 5 sampai 10 ribu.

Aktivitas di atas hanya beberapa sumber para remaja dan anak sekolah mencari Rupiah. Salah satu yang paling besar ialah ketika ada proyek pemerintah. Di sini bukan hanya anak muda seperti mereka tetapi semua warga berbondong-bondong terlibat dan ada pula yang menjadi pekerja. 

Kebanyakan mereka mencari rezeki dengan menyediakan pasir, kerikil dan batu. Material itu nantinya akan dibeli berdasarkan kubik dan kesepakatan. Per kubik bisa hingga 200 ribu untuk pasir sementara batu bisa mencapai 300 ribu.

Pada intinya, segala bentuk dan usaha mereka untuk mengais rezeki terutama bagi samsul dan lainnya tak lain adalah untuk membantu orangtua. Mereka tak jarang pulang kampung setiap kali ada pekerjaan yang bisa dilakukan. 

Kedewasaan mereka menunjukan sikap mandiri yang sedari awal ditetapkan. Selain itu, kerja keras yang mereka tunjukan merupakan bentuk melawan kemiskinan. 

Mereka sadar tak memiliki banyak harta atau berasal dari keluarga berpunya. Dari kondisi ini, mereka tak tinggal diam dan hanya disuapi kerja keras orangtua. (Sukur dofu-dofu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun