Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pandemi dan Nasib Rumah Baca

18 Juli 2020   22:56 Diperbarui: 23 Juli 2020   01:38 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumbangan buku dari Indonesia Mengajar. Dok. Arman Panigfat

"Sekolah memang sudah aktif, tapi tidak berjalan normal. Kadang sekolah kadang libur. Alhasil anak-anak binaan juga malas. Apalagi ke rumah baca," Ujar Arman Panigfat salah satu founder dari Rumah Baca Tinta Manuru Via Whatsapp.

Seharian ini, saya memikirkan tentang nasib rumah Baca yang kami dirikan pada tahun 2018 silam. Rumah baca yang kemudian diresmikan oleh Pemda pada Agustus 2019 ini terletak di Desa Waitamua, Kecamatan Sulabesi Barat Kabupaten Kepulauan Sula.

Jarak dari Sanana, Ibu Kota Kabupaten ke desa Waitamua sekitar 25 KM yang memakan waktu hampir 3 jam dengan medan yang hanya bisa dilalui menggunakan mobil Pickup yang di desain menjadi Angkutan Umum. 

Sedikit cerita, awal pembangunan rumah baca ini  bermula ketika saya dan 5 kawan lainnya masih stay di Jakarta. Tepatnya di bilangan Jakarta Selatan. Jasa besar juga d berikan kepada Kompasiana secara tidak langsung.

Lewat platrom ini pada tahun 2017, kami berenam mengenal dunia kepenulisan dan aktif menulis. Hingga pada akhirnya, pengalaman menulis dan sensasi tiada tara ini membawa kami pada beberapa diskusi yang bertujuan untuk mengenalkan literasi kepada anak-anak desa terutama anak pesisir

Hal itu bukan tanpa alasan, kami yang berkesempatan mengeyam pendidikan di berbagai kampus di pulau Jawa selalu berhadapan dengan beberapa kendala.

Kendala tersebut antara lain, kaku berkomunikasi, lemah dalam membangun relasi, payah membangun konsep dan adaptasi perkembangan pengetahuan, gaptek, tak pandai menulis (sebelum akhirnya berhasil nulis keroyokan di K) serta lemah dalam penguasaan berbahasa inggris.

Faktor itu mendorong kami agar masalah yang kami hadapi saat ini tidak lagi di alami oleh generasi di bawah kami. Sehingga, targetnya di setiap daerah asal kami berdiri satu rumah baca.

Alhasil pada 2018, beberapa kawan yang sudah menyelesaikan studi kemudian memilih kembali dan mewujudkan satu rumah baca.

Dan, hingga kini, sudah menuju rumah baca kedua di Desa Wainib dan ketiga di Desa Mateketen Kabupaten Halmahera Selatan.

Sejak pendirian, banyak partisipan baik dari Indonesia Mengajar hingga mahasiswa yang bersedia menjadi relawan mengajarkan siswa rumah baca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun