Laut itu tempat wisata paling menarik, apalagi dengan speedboat.
Mungkin terkesan aneh, tetapi tidak bagi mereka yang mendiami pulau-pulau di wilayah timur Indonesia.
sebagai negera kepulauan, transportasi laut adalah salah satu mode yang paling ideal.
mode yang memiki utilitas sempurna untuk perputaran arus barang dan jasa.
Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Dengan jumlah masyarakat yang mendiami pesisir pantai sebanyak 140 juta (60%). Dengan disparitas pembangunan antara kota yang tidak seimbang, terutama terkait dengan perputaran ekonomi. Membuat aktivitas ekonomi, harus dilakukan diperkotaan.
Untuk sampai ke perkotaan, masyarakat perlu menyebrangi lautan ganas dengan nasib yang tidak menentu.menggunakan kapal dan speed boat. Dalilnya, agar cepat sampai
Jauh sebelum muncul speed boat, masyarakat menggunakan kapal kayu berkapasitas sedang, bermesin 40 PK. Dan, untuk sampai ke pusat Ibu Kota Provinsi perlu berjam-jam. Ditemani sinar matahari yang membakar ubun-ubun.
Di Maluku Utara, anda sangat gampang menemukan berbagai bentuk speed boat. Berukuran besar dengan kapasitas 60 penumpang sampai yang kecil berkapasitas 10 orang.
Permasalahan yang kemudian sering muncul adalah, over kapasitas alias kelebihan penumpang. Terutama di saat-saat perayaan hari suci: Idul Fitri maupun Idul Adha. sebuah pemandangan yang luar biasa, ketika anda harus bangun pukul 04 dinihari dan kejar-kejaran berebut tempat seperti mengejar kereta tujuan Bogor yang terakhir.
Sebagai salah satu yang juga penikmat speed boat,- terpaksa menggunakannya, daerah saya belum punya akses jalan, jembatan, bahkan kapal laut dan jumlah speed boat hanya ada dua- memilki berbagai macam cerita. Pemandangan seperti ini adalah wisata yang biasa.
Kita dapat menemukan bahwa orang terlampau menikmati besaran ombak yang menghantam body-body kapal, seperti orang bule berjemur di pantai bali. mesin kapal yang mogok , raut-raut wajah penuh beban, ceria, takut, terbingka dalam satu kali perjalanan.
Saya, biasa menemukan lelucon bak Pahlawan sehabis membunuh musuh-musuhnya.berdiri didepan speedboot menikmati percikan air asing,layaknya film Titanic, saking leluconnya, banyak pula aksi-aksi selfi dan video-video amatir mirip wartawan profesional melaporkan berita.
Jika cuaca laut sangat ekstrem, kita dapat membedakan, mana yang berpengalaman dan pemula. sedikit keraguan bagi yang berpengalaman, tetapi sedikit mental bagi pemula. Yang berpengalaman selalu menebar senyum, sambil menceritakan kisah-kisah heroik mereka menentang ombak. Sedang seorang pemula selalu memikirkan kapan loncat, kapan nasibnya, kapan berlabuh, kapan ini, kapan itu, kapan nikah. Lengkaplah sudah. Perjalanan yang saya namakan “paket wisata”
Bermain dengan ombak dan resiko kehilangan nyawa adalah kondisi dalam satu paket.
Ini hanyalah cerita pengalaman.dibalik cerita heroik diatas, maut selalu mengintai.
Banyak kasus-kasus kecelakaan karena over kapasitas. Akibat murka alam, sampai pada kelalaian manusia. Lemahnya pengawasan, dan kurangnya ketegasan merupakan sekian problem yang perlu diselesaikan dan diseriusi. Walaupun, masyarakat pesisir terbiasa hidup berdampingan dengan laut, bukan berarti tidak menginginkan kenyamanan dan keselamatan.