Ketika Kotamu telah jadi kota yang melukis kita
Di kamartidurku yang gelap dan sunyiÂ
Aku melihat sebuah fana yang tampak nyataÂ
Mataku seketika berlinang, menyambut hangat kisah yang amat terkenangÂ
Namun, masih saja aku tak percaya pada bayangmu yang telah lama hilangÂ
Â
Lalu, dengan jemarikuÂ
Aku mencari, notifikasi yang biasa menyambut pagiÂ
Yang sangat menyesak di ruang kepala iniÂ
Pada gawai yang menyimpan sebuah melodiÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!