Mohon tunggu...
Nanda AP
Nanda AP Mohon Tunggu... Administrasi - Pembaca Musiman

Ars Longa, Vita Brevis~

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kawan, Pujaan, dan Penghianatan

24 Agustus 2021   20:59 Diperbarui: 24 Agustus 2021   21:18 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Dulu rembulan bersinar begitu terangnya

Di iringi kemerlap bintang yang kian menyala

Membawa alunan cerita cinta 

Dan doa yang bersenandung getar di angkasa

 

Sinden melantunkan syair kerinduan tentang cinta

Asmara  yang mulai menghilang dalam raut wajahnya 

Seiring dengan sinar bulan yang tenggelam di pangkuanya

Tapi tidak dengan bekas luka yang menganga

 

Akankah sinarnya kembali ?

Setelah lama berhenti

Atau pergi dan tak pernah kembali

Dan segala kenangan dan harapan pun ikut mengiringi 

 

Semua seakan menjadi angan yang tak bisa di pegang 

Sesekali akupun terngiang

Sebuah rasa yang aman dan tenang 

Yang memberi angan kehidupan indah bila di kenang

 

Ah bohong...

Kukira kawan yang dekat 

Ternyata membuat nafasku tercekat

Bersifat penghianat, dasar memang laknat

 

Sayatan pun terukir di dada

Membuatku lemas dan tak bertenaga

Kepercayaan yang ku suguhkan padanya

Hancur dan berakhir sia-sia

Menarik segala gundah dengan merayu 

Dengan mencari mangsa untuk di tipu

Membawa dalam belenggu

Terkurung dan menjadikan sebuah candu 

 

Di pojok kamar ini ku melihat dengan tatapan pilu

Tanpa sebuah keberanian ku tuk menyuarakan rindu

Segala rasa yang berubah menjadi ragu

Yang terhepas bagaikan butiran debu 

 

Merana...

Kawan dan sang pujaanpun sama-sama hina

Bermain api asmara

Hancur dan kecewa dengan segala tipu daya serta dusta

 

Aku benci...

Rasanya inggin ku memaki 

Pada dua insan yang tak tau diri

Yang menghancurkan relung hati   

 

Sialan..

Kenapa harus kamu kawan ?

Yang mencuri sang pujaan 

Bahkan sekarang  kalian dimataku tampak menjijikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun