Dengan disiplin sederhana ini, kita membangun kebiasaan menabung sambil memupuk niat ibadah.
3. Bergabung dalam Arisan Kurban atau Patungan Teman
Kalau kamu tinggal di lingkungan kos yang cukup kompak, coba ajak beberapa teman untuk membuat arisan kurban. Konsepnya mirip arisan biasa, hanya saja uangnya akan digunakan untuk membeli hewan kurban bersama-sama.
Misalnya, kamu dan 6 teman lainnya sepakat untuk menabung Rp100.000 per bulan. Dalam setahun, uang terkumpul bisa cukup untuk satu ekor sapi yang dibagi 7 orang. Ini tidak hanya meringankan beban biaya, tapi juga melatih tanggung jawab bersama.
Saat ini saya sedang merintis rencana ini dengan dua teman kost, sambil melihat peluang untuk mengajak lebih banyak teman lagi. Bayangkan rasanya kalau satu RT atau masjid mendapatkan hewan kurban dari anak-anak kost yang patungan pasti haru dan bangga!
4. Evaluasi Gaya Hidup: Potong Pengeluaran Konsumtif
Pengeluaran kecil yang sering dianggap sepele ternyata berdampak besar. Dalam sebulan, saya bisa menghabiskan lebih dari Rp200.000 hanya untuk nongkrong, jajan makanan online, atau beli kopi di luar. Padahal, itu semua bisa ditekan.
Sejak sadar ingin ikut kurban, saya ubah gaya hidup saya. Ngopi di kafe diganti dengan kopi sachet. Jajan diganti dengan masak sendiri di kos (walau sederhana). Saya juga mulai mencatat pengeluaran harian, agar tahu mana yang bisa dihemat.
Dari penghematan ini, saya alihkan dananya untuk menambah isi celengan kurban. Tidak ada kata lain selain "prioritas". Kalau niat ibadah sudah jadi prioritas, gaya hidup pasti ikut berubah.
5. Tanamkan Niat, Visualisasikan Tujuan
Saya menempelkan satu kertas kecil di meja belajar saya, bertuliskan: "Tahun depan aku mau kurban." Tulisan sederhana ini saya baca setiap hari, dan entah mengapa jadi semacam pengingat spiritual bahwa saya punya target mulia.
Kita memang butuh niat, tapi niat juga butuh dijaga. Salah satunya dengan mengingatkan diri sendiri lewat tulisan, doa, atau bahkan cerita ke orang lain agar semakin kuat.
Saya juga mulai mencari informasi harga kambing atau sapi dari sekarang, agar bisa punya gambaran target dana yang perlu dikumpulkan. Visualisasi itu membantu saya merencanakan, bukan sekadar bermimpi.
Anak Kost Bisa, Asal Mau
Saya menulis ini bukan karena sudah berhasil, tapi karena saya sedang dalam proses menuju mimpi itu. Mungkin sekarang saya belum mampu membeli kambing, tapi saya punya semangat dan rencana yang jelas.