Mohon tunggu...
Eka Supriatna
Eka Supriatna Mohon Tunggu... Totalitas Tanpa Batas Ikhlas Tanpa Balas

Seorang guru Agama Islam yang jatuh cinta pada dunia tulis-menulis. Saya pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah bagian Humas, dan terbiasa mengelola website serta membuat berita kegiatan sekolah. Menulis bukan hanya sekadar hobi, tapi sudah menjadi bagian dari hidup saya. Pernah ikut workshop penulisan artikel dan berita, kini saya ingin lebih serius menekuni dunia jurnalistik digital. Melalui tulisan, saya ingin berbagi inspirasi, pengalaman, dan nilai-nilai kehidupan yang saya temui sebagai pendidik. Karena saya percaya: kata-kata yang baik bisa jadi amal jariyah yang abadi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keutamaan Bulan Muharram: Bulan Suci Yang Terlupakan

27 Juni 2025   23:37 Diperbarui: 27 Juni 2025   23:52 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan kultum siswa setelah sholat berjamaah duhur: Foto Koleksi Pribadi

Bulan Muharram sering kali datang dan pergi begitu saja tanpa banyak yang memperhatikannya. Padahal, Allah SWT sendiri telah memuliakan bulan ini. Sayangnya, banyak dari kita justru lebih sibuk dengan perayaan-perayaan yang tidak memiliki dasar agama daripada merenungi keutamaan bulan suci ini.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram..."
(QS. At-Taubah: 36)

Keempat bulan haram (suci) itu, menurut penjelasan Nabi Muhammad SAW dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, adalah Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Jadi jelas, Muharram adalah salah satu bulan mulia yang bahkan sejak penciptaan langit dan bumi sudah Allah tetapkan sebagai bulan yang istimewa.

Tidak hanya mulia, Muharram juga disebut sebagai "Syahrullah al-Muharram" --- bulan Allah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

"Sebaik-baik puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram."
(HR. Muslim)

Lihatlah, Rasul pun mengistimewakan Muharram, bukan dengan perayaan yang riuh, tapi dengan ibadah, khususnya puasa sunnah.

Salah satu hari paling istimewa di dalam bulan ini adalah Hari Asyura (10 Muharram). Pada hari inilah Nabi Musa AS diselamatkan dari kejaran Fir'aun. Maka Rasulullah SAW pun berpuasa pada hari itu dan menganjurkan umatnya untuk ikut berpuasa:

"Aku berharap kepada Allah agar puasa pada hari Asyura dapat menghapus dosa setahun yang lalu."
(HR. Muslim)

Lalu bagaimana dengan anggapan sebagian masyarakat bahwa Muharram adalah bulan sial atau duka? Inilah yang perlu diluruskan. Dalam Islam, tidak ada bulan sial. Semua hari dan bulan adalah ciptaan Allah dan penuh kebaikan bila diisi dengan ketaatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun