Mohon tunggu...
Odhika Firmansyah
Odhika Firmansyah Mohon Tunggu... Guru di MTS Satu Atap Datok Sulaiman Palopo/ Humas pada Yayasan Bait Fitrah Al Insani

hobi membaca kitab-kitab turats terutama tentang ilmu Qawaid

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rahasia Dagang Laris ala Rasulullah

21 Juni 2025   20:38 Diperbarui: 22 Juni 2025   04:39 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: AI Canva oleh Odhika)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bukan hanya seorang nabi, tetapi juga seorang pedagang sukses dan jujur sebelum masa kenabiannya. Strategi berdagang beliau bukan soal teknik marketing semata, tapi juga akhlak, etika, dan kejujuran yang membuat dagangannya laris dan diberkahi. Metode dagang Rasulullah layak dijadikan panutan oleh para pedagang Muslim masa kini.

1. Jujur dan Amanah: Kunci Utama Keberkahan Dagang

Kejujuran adalah modal dagang Rasulullah yang paling utama. Beliau tidak pernah menipu, mengurangi takaran, atau menyembunyikan cacat barang.

فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا، بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا، مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

"Jika keduanya (penjual dan pembeli) jujur dan menjelaskan (barang dengan apa adanya), maka diberkahi jual belinya. Jika mereka berdusta dan menyembunyikan (cacat), maka dihapus keberkahannya." (HR. Bukhari No. 2079 dan Muslim No. 1532)

2. Membangun Reputasi Sejak Awal

Rasulullah dikenal sebagai 'Al-Amin' (yang terpercaya) bahkan sebelum diangkat menjadi nabi. Kepercayaan dari masyarakat itulah yang menjadi modal sosial dalam berdagang. Dijelaskan bahwa Rasulullah menjadi pedagang untuk Khadijah, dan mendapatkan keuntungan besar karena kejujurannya (Sirah Ibn Hisyam, Jilid 1, hal. 150).

3. Sopan, Tidak Memaksa Pembeli

Rasulullah mengajarkan agar tidak menekan atau memaksa pelanggan. Beliau juga melarang penjual menipu dalam tawar-menawar.

رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ، وَإِذَا اشْتَرَى، وَإِذَا اقْتَضَى

"Semoga Allah merahmati orang yang lembut ketika menjual, membeli, dan menagih." (HR. Bukhari No. 2076)

4. Profesional dan Bertanggung Jawab

Dalam berdagang, Rasulullah tidak hanya menjual barang, tetapi juga memastikan kualitasnya, tidak menipu takaran, dan menepati janji pengiriman.

وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ

"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang dalam takaran dan timbangan." (QS. Al-Muthaffifin: 1)

Dalam Tafsir Al-Qurthubi dijelaskan ayat ini turun kepada para pedagang di Madinah yang sering mengurangi timbangan.

5. Mendahulukan Kepuasan Pelanggan

Rasulullah mengajarkan bahwa ridha antara penjual dan pembeli adalah bagian dari keberkahan transaksi.

إِنَّمَا الْبَيْعُ عَنْ تَرَاضٍ

"Sesungguhnya jual beli itu harus atas dasar saling ridha." (HR. Ibnu Majah No. 2185)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berdagang bukan hanya untuk untung dunia, tetapi sebagai jalan kebaikan, amanah, dan ibadah. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Rasulullah, seorang pedagang tak hanya meraih omset tinggi, tapi juga keberkahan hidup dan ridha Allah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun