Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Melukis Tubuh Telanjang: Pergumulan Seni, dan Etika.

17 Februari 2025   18:23 Diperbarui: 17 Februari 2025   19:34 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan pandangan ini menunjukkan adanya kesenjangan pemahaman antara dunia seni dan masyarakat umum. Di negara-negara Barat, seni melukis tubuh sudah lama diterima sebagai bagian dari pendidikan seni dan tidak dianggap sebagai sesuatu yang bermuatan negatif. 

Sementara itu, di Indonesia, masih ada anggapan bahwa seni yang melibatkan tubuh manusia secara eksplisit harus dibatasi atau disembunyikan.

Selain itu, faktor agama juga berperan dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap seni yang menampilkan tubuh manusia. Banyak ajaran agama yang menekankan pentingnya menjaga aurat dan kesopanan dalam berpakaian, sehingga menggambar tubuh manusia dalam keadaan tanpa pakaian sering kali dianggap bertentangan dengan nilai-nilai tersebut. 

Akibatnya, banyak seniman di Indonesia yang harus mencari cara alternatif untuk tetap bisa mempelajari anatomi manusia tanpa melanggar norma sosial.

Sebenarnya, ada solusi yang bisa dijembatani agar seni menggambar tubuh tetap bisa diterima di Indonesia tanpa menimbulkan kontroversi. 

Misalnya, pelaksanaan kelas melukis tubuh dapat dilakukan secara terbatas di ruang-ruang khusus seperti studio seni yang memang diperuntukkan bagi mereka yang benar-benar ingin belajar. Dengan cara ini, kegiatan tersebut tidak menimbulkan kegaduhan di ruang publik, tetapi tetap dapat berlangsung dalam ranah akademik dan profesional.

Mungkin sebagian orang akan merujuk pada pendapat bahwa tujuan dan nilai seni rupa sangat penting. Tentu banyak orang yang belum memahami bahwa seni melukis tubuh bukanlah sesuatu yang berbau pornografi, melainkan sebuah disiplin ilmu yang memiliki nilai estetika dan akademik.  

Namun Etika Sosial dan prinsip kesopanan juga harus menjadi pertimbangan penting dalam mengekspresikan seni. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun