Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Melukis Tubuh Telanjang: Pergumulan Seni, dan Etika.

17 Februari 2025   18:23 Diperbarui: 17 Februari 2025   19:34 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi  : Seseorang sedang melukis  ( PIXABAY.COM/Hiep hong 

Jika kelas diubah menjadi sesi dengan model berpakaian, maka esensi dari melukis tubuh sebagai bentuk seni akan hilang. Sementara itu, mengubah jadwal ke malam hari dapat mengurangi jumlah peserta yang hadir, terutama bagi para lansia yang menjadi mayoritas peserta kelas ini.

Seharusnya, keputusan seperti ini diambil dengan mempertimbangkan kompromi yang adil bagi semua pihak. Misalnya, bisa dilakukan pengaturan ulang ruangan atau memastikan bahwa sesi anak-anak dan sesi menggambar tubuh memiliki batas waktu yang lebih jelas. Dengan cara ini, semua kelompok tetap dapat menjalankan aktivitas mereka tanpa mengganggu satu sama lain.

Selain itu, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa seni tidak selalu berkaitan dengan hal-hal yang tabu. Melukis tubuh bukanlah sesuatu yang vulgar atau tidak pantas, melainkan bagian dari pendidikan seni yang telah dipraktikkan selama berabad-abad. E

Ilustrasi Lukisan / gambar seorang Perempuan  (PIXABAY.com/Martina Bulkov ) 
Ilustrasi Lukisan / gambar seorang Perempuan  (PIXABAY.com/Martina Bulkov ) 
Pindahnya kelas menggambar tubuh ke lokasi baru menunjukkan bagaimana kebijakan yang kurang fleksibel dapat menghambat praktik seni di ruang publik. Jika komunitas ingin tetap menjadi tempat yang inklusif dan mendukung berbagai bentuk ekspresi, perlu ada pemahaman yang lebih luas mengenai pentingnya seni dalam kehidupan sosial.

Pada akhirnya, seni dan ruang publik harus bisa berjalan berdampingan tanpa ada yang merasa dirugikan. Dengan komunikasi yang lebih baik, kesadaran akan pentingnya seni, serta kebijakan yang lebih fleksibel, kelas melukis tubuh seharusnya bisa tetap berjalan tanpa mengorbankan kenyamanan pihak lain. 

Menggambar Tubuh: Seni atau Hal yang Tabu di Indonesia?

Di berbagai negara, menggambar tubuh atau melukis tubuh telah menjadi bagian dari pendidikan seni dan budaya selama berabad-abad. Namun, di Indonesia, praktik ini sering kali dianggap tabu atau tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku. 

Perbedaan cara pandang ini menimbulkan pertanyaan: apakah seni menggambar tubuh benar-benar tidak pantas, ataukah hanya kurang dipahami oleh masyarakat?

Dalam dunia seni rupa, menggambar bentuk manusia tanpa pakaian adalah metode yang digunakan untuk memahami anatomi, proporsi, dan ekspresi tubuh secara lebih akurat. 

Teknik ini mungkin telah diajarkan di banyak institusi seni di dunia, termasuk di beberapa kampus seni di Indonesia. Namun, karena budaya yang lebih konservatif, praktik ini sering mendapat pandangan negatif, terutama di ruang-ruang publik.

Di Indonesia, norma sosial dan nilai budaya sangat memengaruhi cara masyarakat memandang tubuh manusia. Banyak orang menganggap bahwa menggambar tubuh tanpa pakaian berpotensi melanggar kesopanan atau bahkan dianggap sebagai sesuatu yang tidak pantas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun