Mohon tunggu...
Sri Wahyuni
Sri Wahyuni Mohon Tunggu... -

Saya orang yang sederhana, dengan cita-cita sederhana...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

My Little Prince

22 Juni 2010   01:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:23 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tidak ada kebahagiaan yang dapat menyamai kebahagiaanku ketika merasakan kesempurnaan sebagai seorang perempuan. Ya, melahirkan adalah bentuk kesempurnaan seorang perempuan bagiku. Ketika bayi mungil itu lahir dari rahimku melalui pertolongan Bu Eni, seorang bidang di kampung halamanku, aku merasakan kebahagiaan dan kelegaan yang luar biasa. Kelegaan atas penantian panjangku akan kehadiran seorang anak setelah sekian tahun menunggu dalam kegamangan.



Sekarang aku telah mempunyai 2 orang pangeran kecil yang mengisi hari-hariku. Mereka tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pintar. Anak pertamaku, yang sekarang usianya belum genap 3 tahun, menjadi teman diskusi yang sangat mengasyikkan. Sedangkan si bungsu, yang baru 8,5 bulan, sudah mulai bisa diajak ngobrol dengan "bahasa planet"nya. Jika aku bilang 'cicaak' maka pandangan matanya langsung tengadah ke pojok langit-langit rumah tempat si cicak biasa bertengger. Jika aku sebut "Ujang", maka spontan pandangan matanya diarahkan di counter pulsa yang berseberangan dengan rumah kami. Dan jika si penjaga counter melambaikan tangannya - yang ternyata bukan si Ujang, melainkan si Joko - maka ia akan menggeleng-gelengkan kepalanya. Tapi jika yang melambaikan tangan adalah si Ujang, maka dengan semangat ia akan mencondong-condongkan badannya tanda ia minta diantarkan ke tempat si Ujang. Dan banyak hal lagi sudah dipelajarinya.

Tiada sedikitpun waktu yang kulewatkan untuk memantau perkembangannya. Setiap hari ada saja kemampuan baru yang ditunjukkannya yang membuatku takjub dan kagum. Hari-hari kerja adalah hari yang menyiksa bagiku di mana aku harus memendam kerinduan yang sangat pada anak-anakku. Jika boleh memilih, ingin sekali aku bisa full di rumah untuk mengasuh dan mengisi hari-harinya. Namun panggilan finansial memaksaku untuk meninggalkan mereka di rumah bersama neneknya. Sering terbersit keinginan untuk berhenti kerja, namun aku memikirkan dampaknya yang cukup sistemik, akhitnya kuurungkan niat itu.


Praktis waktu-waktu yang bisa kunikati bersama anak-anak hanyalah malam hari sepulang kerja dan hari-hari libur. Dengan waktu yang sangat terbatas ini, aku merasa wajib menjadi ibu yang cerdas agar bisa mendidik anak-anakku dengan baik. Aku harus bisa memanfaatkan waktu yang sedikit itu sebaik mungkin agar anak-anakku tidak kekurangan kasih sayang dari ibunya. Aku ingin kelak, kedua pangeranku itu dekat dengan kami, orang tuanya. Aku ingin kelak, kamil -ayah dan ibunyalah yang menjadi teman curhat mereka.


Mudah-mudahan kami bisa mendampingi anak-anak kami hingga dewasa nanti dengan pendidikan yang baik. Miris sekali mendengar berita tentang remaja yang kena narkoba, seks bebas, hamil sebelum nikah, tawuran dan sebagainya. Ya Allah, berilah kami kekuatan agar bisa menjadi orang tua panutan bagi kedua malaikat kecil yang ENGKAU percayakan pada kami. Ya Allah, bimbinglah kami agar dapat menjalankan amanah untuk mendidik anak-anak kami dengan pendidikan yang baik dan menjadikan mereka anak-anak yang shalih. Ya Allah, jadikanlah pangeran kecil kami kelak pribadi-pribadi yang tangguh dan tidak mudah terbawa arus zaman...

Pangeran kecilku, maafkan ibu dan ayah yang tidak memiliki banyak waktu untuk kalian...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun