Mohon tunggu...
Nyimas Aminah
Nyimas Aminah Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur, Financial Planner, Praktisi Asuransi Syariah

Melakukan banyak hal baik agar diri ini menjadi bernilai adalah bentuk rasa syukur. Selalulah menjadi penebar manfaat lewat tindakan dan tulisanmu (Nyimas Ariyanto)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengenggam Dunia Lewat Impian

21 Mei 2020   22:50 Diperbarui: 21 Mei 2020   22:55 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Dunia hanya bisa dikuasai oleh orang-orang yang berani bermimpi," mungkin bagi sebagian orang, itu adalah kalimat yang terdengar biasa saja, tidak terlalu bermakna, membosankan karena terlalu sering diucapkan oleh banyak motivator di dunia ini. Tapi lain hal nya denganku, bagiku itu adalah kalimat yang luar biasa! Dan setiap kali aku mengingat kalimat itu, seketika semangat hidupku membara.

Aku Adelia, terlahir dari keluarga yang biasa saja. Kehidupan kami pas-pasan. Saat aku lahir, ayah sudah bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Bengkulu. Bundaku hanya Seorang Ibu rumah tangga yang kesehariannya mengurus rumah tangga dan merawat keempat anaknya. Tanggung jawab ayah dan bunda untuk menghidupi keluarga kurasa cukup berat. 

Kata ayah gajinya hanya kurang lebih 3 Juta perbulan belum dipotong cicilan, itu artinya dengan sisa gajinya sebisa mungkin cukup untuk menghidupi 6 orang anggota keluarga kami. Kalau kuhitung beban Ayah sebagai tulang punggung sangatlah berat.
Kami hanya tinggal di rumah kecil, dengan satu kamar. Itupun rumah kontrakan. Aku ingat sekali, bagaimana Ayah harus membohongi kami agar kami tidak terus-terusan jajan dagangan mang-mang gerobak yang saban hari lewat di depan rumah.

"Jangan dibeli ya itu baksonya dari daging tikus, iih.." ayah menakut-nakuti kami sambil memperlihatkan muka jijik.

Bunda pun ikut-ikutan,

"Sst..donatnya gak sehat, pake pengawet, jangan beli ya!"  Huhuhu anehnya saat itu kami begitu percaya dengan perkataan ayah dan bunda, hingga akhirnya kami jadi jarang jajan sembarangan lagi. Cukup makan makanan yang disuguhi bunda di rumah, walaupun dengan telur lagi telur lagi.  Sampai akhirnya aku mengerti kalau itu hanya akal-akalan ayah bunda untuk mengurangi belanja kami. Tapi alhamdulillah, meski begitu aku tidak pernah merasa tertekan.

 Seiring berjalannya waktu, kehidupan keluargaku perlahan berubah. Roda berputar. Kami yang pernah mengalami pahitnya kehidupan, perlahan mulai merasakan manisnya kehidupan. 

Sejak pindah kerjaan di Cimahi, Ayah menekuni profesi baru sebagai konsultan. Sejak saat itu impian keluarga kami satu per satu bisa diwujudkan. Hanya dalam beberapa tahun, motor, mobil, bahkan rumah mewah di komplek elit di Kota kami bisa dibeli.

Aku bangga pada kerja keras Ayah, dari beliau aku belajar betapa besarnya kekuatan impian. Perjalanan hidup keluarga kami menjadikan aku sebagai anak yang mulai berani bermimpi. Berjuta mimpi mulai memenuhi isi kepalaku. Satu hal yang terus aku tanamkan dalam diriku, "Bermimpilah sebanyak dan setinggi mungkin, karena dunia hanya bisa dikuasai oleh orang-orang yang berani bermimpi dan berani memperjuangkannya."

Aku kini masih duduk di bangku SMA, lebih tepatnya kelas dua SMA. Tapi jangan salah, meski masih remaja mimpiku sudah melebihi dunia dan segala isinya. Juara kelas, juara umum, berpenghasilan besar di usia muda, traveling ke Korea, punya Iphone 11, dan masih banyak hal lainnya. Dan tentunya, seiring berjalannya waktu, mimpiku akan terus bertambah.

 Aku pernah berkhayal suatu hari bisa bertemu artis barat papan atas. Ketika tahun 2018 akhirnya aku berhasil mewujudkan impian konyolku itu. Saat itu aku bertemu Hailee Steinfeld, pencipta lagu Starving, sekaligus aktris terkenal dari Amerika. Walaupun pada saat itu aku hanya melihatnya dari bawah panggung, itu artinya aku sudah membuktikan bahwa setiap mimpi cepat atau lambat pasti akan terwujud. Tidak ada yang instan memang. Yang jelas aku yakin, aku bisa jika aku mau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun