Mohon tunggu...
Adexfree
Adexfree Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah ruang untuk berbagi

Simplicity

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Salah Profesi, Just Enjoy It!

26 Maret 2021   13:20 Diperbarui: 26 Maret 2021   14:50 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hidup ini tidak semua yang kita impikan akan menjadi kenyataan, karena memang hanya Allah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hambanya. Begitupun masalah pekerjaan, tidak semua orang dapat menggeluti pekerjaan yang sesuai dengan keinginan mereka. 

Jujur, saya pun demikian. Jika dikilas balik beberapa tahun lalu saya menyelesaikan pendidikan dari Diploma III Kebidanan, namun keinginan saya pada saat itu bukanlah menjadi seorang Bidan akan tetapi  impian saya adalah bekerja didepan komputer dan dapat melanglang buana ke seluruh penjuru dunia lewat dunia maya. 

Oleh sebab itu, meskipun sudah lulus dari Diploma III kebidanan dan melakoni profesi Bidan di salah satu rumah Sakit Swasta di palembang, saya tetap nekat kuliah di jurusan Teknologi Informasi dengan biaya sendiri. Keputusan untuk bekerja sambil kuliah menurut saya adalah hal yang paling tepat untuk membangun kembali mimpi saya saat itu.

Meskipun jiwa saya ingin menjadi seorang programmer namun bukan berarti saya setengah hati menjalani profesi Bidan. 

Saya berusaha sebaik dan seprofesional mungkin menjalani profesi ini, bahkan saya berpikir bagaimana saya bisa bekerja dengan mengkombinasikan kedua disiplin ilmu yang bertolak belakang ini, Kebidanan dan Teknologi Informasi.

Memasuki tahun ketujuh saya bekerja di rumah sakit tersebut, tibalah masa bagi rumah sakit untuk melakukan penilaian akreditasi rumah sakit. 

Akreditasi Rumah Sakit merupakan standar penilaian kelayakan sebuah rumah sakit dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pada masyarakat, dibuktikan dengan sertifikat akreditasi oleh KARS ( Komisi Akreditasi Rumah Sakit ). 

Pada saat itu saya dimandat untuk menjadi sekretaris pokja Pelayanan Medis, dimana ketuanya adalah seorang dokter penyakit dalam.

Saya pun berusaha melewati setiap proses akreditasi ini dengan sebaik mungkin, mulai dari tahap persiapan berkas hingga wawancara langsung dari Tim KARS. 

Tak jarang saya harus tidur hingga lewat tengah malam hanya demi menyelesaikan berkas-berkas akreditasi, tapi karena semuanya dilakukan didepan komputer maka saya pun enjoy dengan semua itu. 

Bagi saya barada didepan komputer itu seperti sedang menggenggam dunia, karena informasi apapun diseluruh penjuru dunia dapat diketahui melalui internet. Terdengar lebay sih, tapi begitulah pemikiran saya saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun