Mohon tunggu...
Nyayu Fatimah Zahroh
Nyayu Fatimah Zahroh Mohon Tunggu... Ilmuwan - Everything starts from my eyes

Coba sekekali lihat ke langit setiap hari, dan rasakan betapa membahagiakannya \r\n\r\nhttp://nyayufatimahzahroh.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

3 Barang yang Paling Menderita menurut Marie Kondo

27 November 2019   11:48 Diperbarui: 28 November 2019   02:30 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marie Kondo penemu metode Konmari, seni beres-beres dan metode merapikan ala Jepang. sumber: Konmari Media Inc

Dalam berbenah ala konmari, hanya ada dua langkah yang harus kita lakukan yaitu memutuskan untuk membuang suatu barang atau tidak, kemudian memutuskan mau disimpan di mana. Adapun urutan barang-barang yang harus dipilah yaitu pakaian, kemudian lanjut ke buku, kertas, pernak pernik, dan barang-barang yang bersifat sentimental.

Jangan berbenah berdasarkan lokasi, misal saya ingin merapikan kamar tidur terlebih dahulu, lalu membereskan dapur, kamar mandi, dsb. Karena menurut pengalaman Marie hal tersebut tidak akan berhasil.

Selain itu, berbenah juga harus dilakukan sekaligus, jangan dikit demi sedikit, karena dengan begitu kita akan merasakan perbedaannya dan cenderung ingin mempertahankan kondisinya.

Marie menceritakan bahwa ia tidak pernah melihat kliennya kembali ke kebiasaan sebelumnya setelah menerapkan metode ini. Oleh karena itu, jadwalkan berbenah, karena berbenah adalah hari yang spesial dan kita tidak ingin menghabiskan waktu hidup kita hanya untuk berbenah, kan?

Barang-barang ini yang paling menderita
Tanpa kita sadari, kita telah membiarkan barang-barang kita menderita. Ya, barang juga bisa menderita jika kita tidak memperlakukannya dengan selayaknya. Ada beberapa barang yang disebutkan Marie yang diperlakukan tidak hormat dengan pemiliknya, berikut adalah 3 barang yang paling menderita.

  1. Kaus Kaki

Saya pernah mendengar cerita dari seorang teman kuliah pada saat berdiskusi barang yang ingin dijual untuk berdonasi kegiatan kampus, "kalau mau jualan di pasar kaget, jual kaus kaki saja, pasti laku. Karena biasanya orang akan beli kaus kaki".

Awalnya saya bingung, kenapa orang-orang beli kaus kaki, karena saya sendiri sangat jarang beli kaus kaki. Bahkan kalaupun beli, hanya beli sepasang saja. Saya baru tahu jawabannya setelah baca buku ini.

Hal tersebut karena kebanyakan orang menggumpalkan kaus kakinya dan menarik ujungnya sehingga berbentuk seperti bola atau kentang. Hal tersebut membuat karet kaus kaki cepat melar, sehingga sudah tidak nyaman untuk dipakai.

Mama saya bahkan bisa marah jika saya menggumpalkan kaus kaki seperti itu. Alasan saya menggumpakannya menjadi satu adalah saya akan kesulitan mencari pasangannya ketika sedang buru-buru berangkat ke sekolah.

Bisa dibayangkan, kaus kaki sudah bekerja dengan gigihnya tanpa mengeluh terperangkap dalam sepatu seharian, menanggung tekanan dan gesekan demi melindungi kaki kita yang berharga. Ketika selesai dicuci, saatnya kaus kaki beristirahat, tapi apa daya mereka malah digumpalkan, disimpan disela-sela baju dan terdorong hingga ke ujung lemari. Terlupakan.

Cara melipat kaus kaki ala konmari adalah dengan meletakan kaus kaki di atas pasangannya, lalu lipat dua sampai enam kali lipatan disesuaikan dengan panjang kaus kaki sehingga berbentuk segi empat. Kemudian, letakan secara vertikal dalam laci lemari dan biarkan kaus kaki beristirahat. Hal ini juga membuat kaus kaki lebih awet.

  1. Tas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun