Mohon tunggu...
Nyayu Fatimah Zahroh
Nyayu Fatimah Zahroh Mohon Tunggu... Ilmuwan - Everything starts from my eyes

Coba sekekali lihat ke langit setiap hari, dan rasakan betapa membahagiakannya \r\n\r\nhttp://nyayufatimahzahroh.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

3 Barang yang Paling Menderita menurut Marie Kondo

27 November 2019   11:48 Diperbarui: 28 November 2019   02:30 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marie Kondo penemu metode Konmari, seni beres-beres dan metode merapikan ala Jepang. sumber: Konmari Media Inc

Sebelumnya, saya pernah membuat artikel terkait metode Konmari setelah mengikuti workshop dari komunitas Gemar Rapi. Jauh sebelum itu, saya sudah mengetahui metode ini dari media sosial maupun televisi, namun belum pernah mencoba menerapkannya secara langsung.

Setelah mengikuti workshop saya terlalu bersemangat sehingga ingin buru-buru mengeluarkan semua pakaian saya. Saat itu, saya berhasil menyingkirkan 3 karung penuh pakaian saya, suami, dan anak. Namun, setelah itu, pakaian saya berantakan lagi dan malas untuk mengulang berbenah kembali.

Read the book, and it changes your life

Akhirnya saya membeli buku karya Marie Kondo yang berjudul "the life-changing magic of tidying up". Sebenarnya ada perbedaan antara pada saat saya workshop dan membaca buku metode Konmari ini. Apa ya namanya? Mungkin lebih ada "rasa"nya ketika mengeja setiap baris tulisannya.

Di dalam buku tersebut, Marie benar-benar menuangkan seluruh perasaannya dan passionnya terhadap berbenah. Saya baru tahu bahwa ada orang yang benar-benar tergila-gila terhadap berbenah selalin mama saya.

Ya, seusai membaca buku yang sudah terjual 5 juta kopi ini saya langsung teringat dengan sosok mama saya yang memang tergila-gila dengan berbenah. Orang-orang terdekatnya mungkin akan mengenalnya sebagai orang yang asik sendiri ketika berbenah atau hobi berbenah.

Bahkan beberapa penjelasan terkait berbenah yang disampaikan oleh Marie, sudah pernah saya dengar dari wejangan mama saya. Sayangnya, hobi tersebut tidak turun ke anaknya.

buku pertama Marie Kondo (dok. pribadi)
buku pertama Marie Kondo (dok. pribadi)

Banyak orang beralasan kalau dirinya adalah orang yang tidak rapi, pemalas, sibuk, dan sebagainya. Ya, tak dapat dipungkiri saya pun beralasan demikian. Namun, Marie beranggapan bahwa semua orang (termasuk yang beralasan tadi) bisa berbenah dan mengubah hidupnya. Initinya adalah isi rumahmu dengan barang-barang yang menimbulkan kesenangan (spark joy).

Tanpa kita sadari, hidup kita telah dipenuhi oleh barang-barang yang tidak kita sukai, tidak menimbulkan kebahagiaan. Pernahkah kita merasa senang ketika mengenakan salah satu pakaian kita, sehingga kita akan sering memakainya. Ya, barang seperti itulah yang disebut spark joy.

Dalam berbenah ala konmari, hanya ada dua langkah yang harus kita lakukan yaitu memutuskan untuk membuang suatu barang atau tidak, kemudian memutuskan mau disimpan di mana. Adapun urutan barang-barang yang harus dipilah yaitu pakaian, kemudian lanjut ke buku, kertas, pernak pernik, dan barang-barang yang bersifat sentimental.

Jangan berbenah berdasarkan lokasi, misal saya ingin merapikan kamar tidur terlebih dahulu, lalu membereskan dapur, kamar mandi, dsb. Karena menurut pengalaman Marie hal tersebut tidak akan berhasil.

Selain itu, berbenah juga harus dilakukan sekaligus, jangan dikit demi sedikit, karena dengan begitu kita akan merasakan perbedaannya dan cenderung ingin mempertahankan kondisinya.

Marie menceritakan bahwa ia tidak pernah melihat kliennya kembali ke kebiasaan sebelumnya setelah menerapkan metode ini. Oleh karena itu, jadwalkan berbenah, karena berbenah adalah hari yang spesial dan kita tidak ingin menghabiskan waktu hidup kita hanya untuk berbenah, kan?

Barang-barang ini yang paling menderita
Tanpa kita sadari, kita telah membiarkan barang-barang kita menderita. Ya, barang juga bisa menderita jika kita tidak memperlakukannya dengan selayaknya. Ada beberapa barang yang disebutkan Marie yang diperlakukan tidak hormat dengan pemiliknya, berikut adalah 3 barang yang paling menderita.

  1. Kaus Kaki

Saya pernah mendengar cerita dari seorang teman kuliah pada saat berdiskusi barang yang ingin dijual untuk berdonasi kegiatan kampus, "kalau mau jualan di pasar kaget, jual kaus kaki saja, pasti laku. Karena biasanya orang akan beli kaus kaki".

Awalnya saya bingung, kenapa orang-orang beli kaus kaki, karena saya sendiri sangat jarang beli kaus kaki. Bahkan kalaupun beli, hanya beli sepasang saja. Saya baru tahu jawabannya setelah baca buku ini.

Hal tersebut karena kebanyakan orang menggumpalkan kaus kakinya dan menarik ujungnya sehingga berbentuk seperti bola atau kentang. Hal tersebut membuat karet kaus kaki cepat melar, sehingga sudah tidak nyaman untuk dipakai.

Mama saya bahkan bisa marah jika saya menggumpalkan kaus kaki seperti itu. Alasan saya menggumpakannya menjadi satu adalah saya akan kesulitan mencari pasangannya ketika sedang buru-buru berangkat ke sekolah.

Bisa dibayangkan, kaus kaki sudah bekerja dengan gigihnya tanpa mengeluh terperangkap dalam sepatu seharian, menanggung tekanan dan gesekan demi melindungi kaki kita yang berharga. Ketika selesai dicuci, saatnya kaus kaki beristirahat, tapi apa daya mereka malah digumpalkan, disimpan disela-sela baju dan terdorong hingga ke ujung lemari. Terlupakan.

Cara melipat kaus kaki ala konmari adalah dengan meletakan kaus kaki di atas pasangannya, lalu lipat dua sampai enam kali lipatan disesuaikan dengan panjang kaus kaki sehingga berbentuk segi empat. Kemudian, letakan secara vertikal dalam laci lemari dan biarkan kaus kaki beristirahat. Hal ini juga membuat kaus kaki lebih awet.

  1. Tas

Saya ini termasuk orang yang pelupa dan selalu terburu-buru saat berangkat kerja sehingga saya jarang sekali berganti tas dan membiarkan barang-barang tetap dalam tas karena besok saya masih menggunakan tas tersebut. Padahal hal tersebut salah, kita harus mengosongkan tas ketika sampai rumah.

Sama seperti kaus kaki, tas juga butuh istirahat. Bisa dibayangkan, tas sudah membawa barang-barang berharga kita seharian penuh, mengisinya dengan ponsel, dompet, dokumen-dokumen, laptop, tumbler, dan lain-lain, tanpa mengeluh meskipun sudah sangat penuh dan sesak.

Akan sangat kejam jika kita masih menyimpan barang-barang dalam tas ketika sudah sampai rumah dan tidak memberikannya waktu istirahat.

Memang kedengarannya merepotkan, tapi saya sudah mencobanya, dan itu tidak terlalu menyusahkan bahkan menyenangkan karena saya akan mengetahui barang-barang dalam tas saya, apakah ada makanan dalam tas, atau sampah-sampah kertas yang saya simpan dulu karena tidak menemukan tempat sampah, dan barang-barang yang hilang (atau uang yang terselip, harta karun!). Saya juga percaya, kegiatan ini bisa membuat tas lebih awet dan tidak cepat usang.

Caranya adalah, keluarkan semua barang dan simpan dalam kotak khusus (atau bisa pakai kotak sepatu). Simpan tas dan kotak penyimpanan, kemudian biarkan ia beristirahat.

  1. Pakaian di dalam lemari

Tidak ada yang paling menderita dibanding dengan pakaian dalam lemari. Pakaian dibiarkan dijejalkan dalam lemari sehingga ketika kita membuka lemari, baju-baju meluap seolah-olah memang ingin keluar dari tempatnya.

Selain kesulitan dalam mencari pakaian ketika akan digunakan, pakaian juga selalu dalam keadaan kusut. Solusinya, beli lemari baru?

Daripada membeli lemari baru, lebih baik memilah pakaian terlebih dahulu, mana saja yang akan disimpan. Hal ini mengubah persepsi saya bahwa memilih pakaian yang akan dipakai lebih baik dibandingkan dengan memilih pakaian yang akan dibuang.

Pertama-tama keluarkan dan tumpuk semua baju yang ada di lemari, digantung, semuanya (kecuali yang ada di laundry). Pegang lah pakaian tersebut, kemudian rasakan apakah pakaian tersebut menimbulkan kebahagiaan?

Jika menimbulkan kebahagiaan maka simpan. Memang indikatornya agak abu-abu, namun percayalah indikator ini akan berujung pada kepuasan. Sisanya, buang atau didonasikan.

Kemudian, lipatlah dengan cara vertikal. Banyak orang yang nyimpan pakaiannya dengan cara menumpuk karena melihat barisan tupukan baju yang rapi di toko baju. 

Namun, dengan metode menumpuk, kita akan kesulitan untuk mengambil pakaian ditumpukan paling bawah dan  pakaian paling bawah akan mendapatkan tekanan beban dari pakaian-pakaian di atasnya sehingga mudah kusut.

Lipatlah pakaian sehingga membentuk segi empat sederhana yang mulus, sehingga pakaian bisa berdiri sendiri (caranya mungkin bisa lihat di youtube, karena saya mendapatkan gambaran jelasnya setelah melihat youtube).

Setelah saya melipat baju secara vertikal, anak saya yang berumur 3 tahun bisa mengambil pakaiannya sendiri tanpa membuat isi lemari berantakan dan ia memilih baju yang sudah lama tidak dikenakan karena selama ini selalu berada di dasar lemari.


Berterima kasih lah kepada barang-barang
Ada quote dalam buku ini yang menarik untuk saya. Ketika memilih pakaian mana yang akan dibuang, saya akan merasa sayang untuk membuangnya karena masih bagus atau bahkan belum pernah dipakai.

Hal tersebut mungkin karena pada saat membeli, melihat model bajunya sangat bagus, namun pada saat dipakai, sepertinya kurang cocok untuk dipakai. Tetapi, berterima kasih lah terhadap pakaian tersebut,"terima kasih telah memberikan kebahagiaan pada saat membelimu" atau "terima kasih telah mengajarkanku mana yang tidak cocok untukku".

"Tiap benda memiliki peranan sendiri-sendiri. Tidak semua pakaian perlu anda kenakan sampai usang. Seperti halnya dengan orang. Tidak semua orang yang anda temui dalam hidup lantas menjadi teman dekat atau kekasih anda.

Sebagian tidak akur dengan anda atau mustahil anda sukai. Namun, orang-orang itu juga memberi anda pelajaran berharga, yaitu mengenai orang seperti apa dan siapa saja yang anda sukai sehingga anda bisa lebih menghargai mereka".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun