Mohon tunggu...
Nuke Patrianagara
Nuke Patrianagara Mohon Tunggu... Freelancer - cerah, ceria, cetar membahana

rasa optimis adalah kunci

Selanjutnya

Tutup

Trip

Belah Durian di Purworejo

12 Februari 2020   10:12 Diperbarui: 12 Februari 2020   13:33 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Potongan OST. Ninja Hatori adalah lagu wajib aku dan suami saat jelong-jelong.

Sampai pelataran candi setelah naik tangga yang lumayan banyak jumlahnya, alhamdullilah mamih masih semangat, tapi untuk sampai ke puncak candi sepertinya jangan dipaksakan, jadi hanya aku, suami dan Zidane yang naik ke puncak. Cuaca yang mendung tanpa hujan jadi berkah tersendiri, menaiki tangga candi tanpa sibuk menyeka keringat.

Dokumentasi pribadi |Candi Borobudur
Dokumentasi pribadi |Candi Borobudur

Suatu kebanggaan bisa kembali menjejakan kaki di hasil karya indah peninggalan masa lalu yang turut mendongkrak pariwisata bangsa ini. Ini kali ketiga saya mengunjungi Candi Borobudur, pertama saat study tour SMP, jalan-jalan sama teman kos ketika kuliah di Jogja dan sekarang, semua mempunyai cerita tersendiri yang melekat diingatan dan tidak akan pernah bosan mengaguminya.

Saat sampai pelataran stupa terbesar, bisa melihat pemandangan sekitar yang indah, terlihat ada beberapa bangunan masjid di seputaran area diluar candi, ini salah satu contoh indahnya keberagaman bangsa ini.

Oia saat mau masuk pelataran parkir tadi saya melihat teman kantor saat di Bandung sedang berjalan di trotoar beriringan beserta keluarganya, saya menyapanya dengan sedikit berteriak dari dalam mobil, dia kaget hanya sempat salaman dan melambaikan tangan tanda perpisahan.

Mamih ditemani Zidane kembali ke gerbang masuk dengan tayo kembali, sisanya berjalan menikmati taman yang indah, berjalan dibawah rerimbunan pohon. Mamih cerita tadi saat Tayo mau melaju ada yang teriak berangkatttttt, jadi ingat tagline Kang Tisna di sinetron TOP, mamih selalu ketawa kalau ingat itu.

Magelangan

Sebagian orang mengatakan tidak makan dua jenis karbohidrat dalam satu piring untuk dimakan bersamaan, seperti mie instan sama nasi tapi orang Magelang melihat ini sebagai peluang makanan khas, saat kuliah dulu, sebagai anak kos menu nasi goreng dan mie goreng adalah menu dalam satu bulan bisa lebih dari sepuluh jari eh kali, tapi ada satu menu yang menggabungkan keduanya yaitu nasi goreng campur mie yang dikenal dengan nama magelangan.

Perjalanan melahirkan kejutan demi kejutan, Aa menghubungi temannya, yang dipikir tinggalnya di Jogja ternyata sang teman itu yang punya panggilan Tata rumahnya hanya tiga menit dari Candi Borobudur, tadinya mau mampir sebelum ke Candi Borobudur karena takut hujan turun dan kesorean jadi kita putuskan ikut ngaso setelah dari candi, mendarat juga di kediaman Mas Tata dan hujanpun kembali turun sebagai pertanda keberkahan selalu meyertai perjalanan kami.

Setelah ISho dan sedikit mengobrol kita putuskan untuk isi lambung dulu sebelum melanjutkan perjalanan, Mas Tata menawarkan menu makan nasi goreng, magelangan, mie goreng, mie godok dan kupat tahu Magelang, kembali kita memesan menu sesuai dengan selera masing-masing, semua menu yang ditawarkan kami pesan, ternyata seleranya memang berbeda-beda dan hampir sama dengan yang ditawarkan tapi sayang saat disambangi penjualnya, kupat tahu magelang tidak jualan jadi menu tersisa yang kita pesan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun