Mohon tunggu...
Ilmiawan
Ilmiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lagi belajar nulis.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Nirvana: Band Feminis yang Anarkis

30 Agustus 2021   19:00 Diperbarui: 30 Agustus 2021   19:00 2587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nirvana (kiri-kanan): Krist Novoselic, Kurt Cobain, Dave Ghrol. Sumber: instagram.com/off1cial_nirvana (fan page)

Satu hal yang tak pernah lepas dari mereka adalah, teriakan depresi (bahkan dia adalah definisi depresi itu sendiri) seorang Kurt Cobain, yang menjadi kiblat remaja 90-an dan sepertinya masih ada yang mengidolakannya sampai sekarang.

Tak bisa disalahkan, Kurt Cobain nyatanya memiliki masa lalu yang kelam. Bila menonton film pendek tentangnya berjudul "Montage of Heck", tak semuanya benar. Salah satunya Kurt tidak pernah ingin melakukan hubungan seksual dengan seorang gadis (maaf) idiot. Mulanya Kurt Cobain adalah anak bahagia dari pasangan Wendy dan Donald Cobain. 

Namun setelah keduanya bercerai, di situlah kesehatan jiwa Kurt berubah menjadi perenung handal dan pecandu ganja. Semasa remaja ia sering nginap di rumah teman-temannya, bahkan pernah tidur di kolong jembatan. Beruntungnya, Kurt menemukan musik untuk mencurahkan seluruh kegelisahannya.

Bila "Smells Like Teen Spirit" disebut sebagai lagu gelora remaja, maka "Polly" dan "Rape me" adalah lagu yang paling mengganggu. Bukan karena nada yang buruk, atau suara Kurt yang mengganggu seperti "Hairspray Queen". Bukan. Alih-alih, "Rape Me" terdengar seperti single yang terlupakan di "Nevermind", malah terangkum dalam "In Utero". 

Suara gitar yang lembut nan berat, melodi yang nyaris pop, lirik provokasi yang terucap lirih yang mengganggu dan terkesan antagonis. Lagu ini enak sekali dalam sisi komposisi musik. 

Tapi terangkum satu teriakan frustrasi Kurt Cobain tentang maraknya kasus pemerkosaan, yang mana sampai sekarang di zaman yang dianggap modern saja masih ada orang-orang bejat yang melakukan itu.

"Rape Me" tercipta cukup berani. Bayangkan saja, dengan sangat percaya diri mereka menggunakan kata paling sensitif 'rape = perkosa', sebagai judul lagu. Meskipun pada mulanya orang-orang tidak senang dengan "Rape Me" karena dianggap lagu pro-rape, itu lucu sebenarnya. Mana ada di dunia ini orang yang mendukung kebejatan itu. 

Sangat jelas ini adalah lagu anti-rape, meskipun penggalan liriknya seakan-akan mengatakan, perkosa aku, temanku. Tetapi menurut saya, itu sebuah satire yang tampaknya ditulis dengan kepasrahan. 

Diibaratkan bila kamu kesal kepada teman yang senang meminta-minta makananmu saat SMA, apa yang bakal kamu lakukan selain, nah ambil aja, ambil aja. Hanya sebuah kepasrahan.

Dari semua lagu gelap band Nirvana, "Polly", mungkin yang paling mengganggu dari semuanya. Lagu keenam dari album studio kedua mereka tahun 1991 "Nevermind", "Polly" adalah lagu muram tentang pemerkosaan dan penyiksaan seorang gadis remaja yang diceritakan dari sudut pandang pemerkosa. 

Lagu yang kemudian dimainkan cepat dalam album kompilasi "Incesticide" itu sebelumnya hanya terdiri dari gitar akustik, bass, dan drum yang bisa dibilang tak ada selain simbal yang muncul sesekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun