Karena saya mempunyai seorang kawan yang mengaku depresi, dan sangat bangga mengatakan bahwa Nirvana menyelamatkannya. Bagus bila benar dia terselamatkan oleh Nirvana.
Tapi di kepala saya, tampaknya itu tak sejalan dengan baik. Orang depresi mendengarkan lagu yang depresif seperti Nirvana, justru akan memperparah kondisi mereka. Musik sejatinya bagai lingkaran pertemanan, hanya orang-orang yang cukup kuat yang mampu bertahan tak mengikuti reaksi serupa yang timbul dari mendengarkannya.Â
Bila berteman dengan para perokok, ada risiko yang cukup besar menjadi perokok pula, namun bukan berarti mereka mengajak.Â
Melainkan ada gairah supaya tak dianggap hilang dari pertemanan itu yang memicu timbulnya suatu tindakan gegabah dengan ikut melakukannya.
Sama halnya dengan pendengar Nirvana, bila terlalu dalam menyelam dalam lagu-lagunya tampaknya akan mempengaruhi pola pikir. Tetapi bila hanya sekedar dinikmati dengan sorakan-sorakan yang memunculkan kebahagiaan, tampaknya tidak apa-apa.
Bila ada yang mengatakan selera musik mendefinisikan kepribadian, saya setuju. Asalkan jangan diperdebatkan bila bertemu orang yang mendengarkan punk, atau metal namun tingkah lakunya serupa folk yang sopan dan bijak. Karena itu bisa saja terjadi.