Banten KOMPAS. com—Di tengah derasnya arus pembangunan dan ketimpangan sosial yang masih terasa di berbagai daerah, sebuah organisasi masyarakat muncul dengan semangat juang yang tak pernah padam: Badak Banten Perjuangan (BBP).
Organisasi ini hadir bukan sekadar sebagai wadah aspirasi, melainkan sebagai simbol kekuatan, keberanian, dan keteguhan rakyat Banten dalam memperjuangkan keadilan.
Makna dan Filosofi “BADAK”
Nama BADAK bukan sekadar representasi hewan kuat khas Banten yang dikenal kokoh dan tak mudah tunduk.
Lebih dari itu, BADAK adalah akronim dari Barisan Aktivis dan Advokasi Keluarga, yang menggambarkan semangat kolektif rakyat dalam memperjuangkan nasibnya sendiri.
“BADAK selain simbol kekuatan fisik dan ketangguhan dalam prinsip perjuangan membela kaum termarjinalkan oleh kekuasaan, juga menjadi perwujudan perlawanan terhadap kerakusan dan ketidakpedulian terhadap rakyat miskin,” ujar H. Eli Sahroni, Ketua Umum Badak Banten Perjuangan yang dikenal dengan panggilan King Badak.
Bagi para pejuang di dalamnya, BADAK adalah jiwa yang menyatu dengan penderitaan rakyat kecil.
Ia menjadi simbol perlawanan terhadap keserakahan, korupsi, dan ketimpangan sosial yang selama ini mengekang suara rakyat.
“Lahir di Lebak untuk Banten dan Nusantara,” begitu semboyan yang kerap digaungkan oleh para anggota BBP sebagai bentuk dedikasi untuk tanah kelahiran dan seluruh negeri.
Visi dan Misi Perjuangan
Badak Banten Perjuangan memiliki visi untuk membangun masyarakat Banten yang berdaya, adil, dan bermartabat.
Sementara misi organisasi meliputi:
- Mengadvokasi hak-hak rakyat kecil yang termarginalkan.
- Mendorong pemerintahan yang bersih, transparan, dan berkeadilan.
- Menjadi wadah perjuangan sosial, hukum, dan ekonomi bagi masyarakat.
- Mengawal kebijakan publik agar berpihak pada kepentingan rakyat.
BBP juga berkomitmen mengedepankan pendidikan moral dan kesadaran sosial agar rakyat berani bersuara dan tidak mudah dibungkam oleh kekuasaan.
King Badak dan Jiwa Kepemimpinan yang Tegas
Sebagai tokoh sentral, H. Eli Sahroni (King Badak) dikenal memiliki karakter tegas, berani, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.
Ia membangun organisasi ini dari akar rumput dengan semangat solidaritas dan kebersamaan, menjadikan BBP sebagai gerakan moral rakyat, bukan alat politik praktis.
“Bila seruan aksi telah berkumandang, maka surut berpantang,”
adalah kalimat yang menggambarkan filosofi perjuangan para anggota Badak Banten Perjuangan — maju tanpa ragu, mundur bukan pilihan.
Peran Sosial dan Gerakan Rakyat
BBP aktif di berbagai bidang sosial dan kemasyarakatan:
dari aksi kemanusiaan, advokasi hukum bagi masyarakat kecil, hingga pengawasan publik terhadap kebijakan dan proyek-proyek pembangunan.
Gerakan ini berupaya memastikan bahwa setiap kebijakan dan proyek pemerintah benar-benar menyentuh kebutuhan rakyat, bukan segelintir kepentingan.
Dengan slogan “Barisan Aktivis dan Advokasi Keluarga Banten”, organisasi ini menjadi payung bagi mereka yang ingin berjuang untuk kebenaran dan keadilan tanpa pamrih.
Penutup
Badak Banten Perjuangan bukan sekadar organisasi — ia adalah roh perjuangan rakyat Banten.
Dari tanah Lebak, suara rakyat menggema untuk Banten dan Nusantara.
Dengan semangat pantang menyerah, BBP berkomitmen untuk terus mengawal kebenaran, menegakkan keadilan, dan menjadi benteng bagi mereka yang terpinggirkan oleh sistem.**"ErHa
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI