Alkisah seorang bocah kecil laki-laki yang tinggal bersama neneknya. Hidup mereka bisa dikatakan jauh dari kata cukup, atau bahkan bisa di bilang sangat kekurangan. Â
Namun kebahagiaan selalu
terpancar dari wajah nenek dan cucu itu. Â Kedua orang tua bocah kecil itu sudah lama pergi meninggalkannya memenuhi panggilan Tuhan yang Maha Kuasa. Â"Biar Ahmad bawa ini, Â nek ", kata bocah lelaki kecil itu. Â Seperti biasa Ahmad nama bocah kecil itu, Â selalu menemani neneknya berjualan di pasar. Yang dijual adalah hasil dari kebun kecil di belakang rumah.Â
Mereka berangkat pagi-pagi, agar dagangannya segera laku dan habis.  Dan bisa pulang pagi juga karena Ahmad harus sekolah  setelah itu. Â
Berbeda dengan anak seumurannya yang menikmati bermain dan bersenda gurau. Ahmad menghabiskan waktunya untuk membantu neneknya. Â
Menjelang hari raya dia juga tidak pernah menuntut meminta baju baru seperti layaknya anak lain.
Neneknya kadang merasa kasihan, Â tapi karena keadaan, neneknya cuma bisa memandang dengan sorot kasihan.Â
"Nenek nggak usah sedih ya, Â Ahmad bahagia kok bisa bersama nenek, punya nenek yang merawat dan menemani Ahmad ", kata bocah kecil itu setiap melihat raut sedih neneknya. Â
Neneknya tidak kuasa untuk tidak menitikkan air mata. Â Wajahnya yang sudah di penuhi keriput, Â semakin terlihat sedih melihat keadaan cucu laki-lakinya itu. Â
Nenek Ahmad hanya bisa berdoa, Â semoga cucunya akan mendapatkan kebahagiaan.Â
Suara takbir berkumandang, Â menandakan tibanya hari yang fitri. Â Ahmad membantu menyiapkan kue ala kadarnya. Cuma ada singkong dan jagung rebus, itupun hasil dari kebun di belakang rumah. Â
Sebentar terdengar pintu di ketuk. Ahmad segera membuka pintu. Nampak  seorang lelaki muda tampan membawa dua karung besar. Lelaki itu berucap, "ini rejeki untuk kalian ".Â
Ahmad bingung. Â "Saya panggil nenek dulu ", Ahmad berbalik untuk memanggil neneknya. Â Secepat ia berbalik secepat itu juga lelaki muda tampan itu menghilang. Â
Ketika nenek dan Ahmad kembali ke depan tentu saja sudah tidak menemukan lelaki itu. Â
Dua karung besar itu teronggok manis sudah masuk di dalam rumah. Â Nenek segera melakukan sujud syukur diikuti Ahmad.
Mereka menangis bahagia kepada Tuhan yang Maha Baik pada setiap hamba-Nya. Â
Tuhan masih menyayangi mereka dan akan selalu memberi pada siapapun yang mau meminta kepada-Nya. Â
 Tuhan tidak pernah tidur,  tidak akan terlewatkan satu hambapun dari kasih sayangnya. Â