Mohon tunggu...
Nurul IftitahSari
Nurul IftitahSari Mohon Tunggu... Lainnya - Nurul Iftitah Sari (1904030129) MBS 2E IAIN Palopo

Semangat untuk sabar, sabar untuk semangat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Selama Masa Pandemi

17 Juni 2020   05:35 Diperbarui: 17 Juni 2020   05:56 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama : Nurul Iftitah Sari

Kelas : MBS 2E


Sejak akhir tahun 2019 dunia kembali digegerkan dengan adanya virus baru yang berasal dari Wuhan, China. Virus yang diketahui namanya adalah Virus Corona (SARS-CoV-2) atau yang lebih sering disebut sebagai Covid-19. Virus ini adalah penyakit yang menyebar melalui sentuhan langsung dari satu orang ke orang yang lain kemudian virus ini akan  menyerang sistem pernafasan manusia.
Sejak ditemukannya virus ini sangatlah cepat penyebarannya secara global yang mengakibatkan pandemi berkelanjutan pada 11 Mei 2020, lebih dari 4,14 juta kasus telah dilaporkan di 187 negara dan wilayah yang mengakibatkan lebih dari 284,000 kematian dan lebih dari 1,42 juta yang telah pulih.
Dampak dari virus ini sangat dirasakan oleh masyarakat Indonesia, bahkan seluruh negara  didunia. Tidak hanya melumpuhkan perekonomian negara, tetapi juga komunikasi antar individu secara langsung. Hal itu juga berdampak pada pendidikan yang ada, UNESCO sendiri menyatakan bahwa kurang lebih 300 juta siswa diseluruh dunia kegiatan belajar mengajarnya terganggu.
Masa darurat covid-19 juga mengharuskan semua guru dan siswa belajar dari rumah nyatanya tak sekedar mengubah lokasi dan metode belajar. Bahkan lebih besar dari itu, Covid-19 juga telah mendorong banyak pihak melakukan perubahan dalam dunia pendidikan di Indonesia hanya dalam hitungan bulan.  
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) telah melakukan berbagai penyesuaian pembelajaran selama masa pandemi. Salah satunya mendorong para pendidik untuk tidak fokus mengejar target kurikulum semata selama masa darurat.
Seperti yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang pencegahan dan penanganan Covid-19 di lingkungan Kemendikbud, serta Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan. "Kami mendorong para guru untuk tidak menyesuaikan semua materi dalam kurikulum," papar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim pada acara media briefing Adaptasi Sistem Pendidikan selama Covid-19, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (14/5/2020), seperti dilansir dari laman Kemendikbud.  
Pemerintah sendiri telah mengeluarkan beberapa sistem dalam mengatasi dampak Covid dalam bidang pendidikan di Indonesia. Meskipun tidak semua siswa dari beberapa tempat di Indonesia yang dapat menjangkau atau melakukan sistem yang diterapkan pemerintah akan tetapi sistem ini sedikit mengurangi interaksi langsung para siswa dan memutus rantai penyerangan covid itu sendiri.
Sistem yang digunakan dalam kebijakan pemerintah ini adalah sistem daring, yang menghimbau agar siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar dilakukan dirumah dengan menggunakan media social sebagai tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Pemerintah juga mewajibkan seluruh masyarakat menghentikan seluruh kegiatannya agar mampu memutus rantai Covid.
Dibalik sistem yang diterapkan oleh pemerintah ini terdapat hambatan yang dilalui oleh siswa siswi yang berada dipedalaman yang tidak dapat mengakses internet dengan baik yang diakibatkan gangguan jaringan yang terjadi, juga pada siswa siswi yang kurang mampu yang tidak dapat membeli handphone sehingga menghambat proses pembelajaran dari siswa siswi tersebut.
Tidak sampai disitu saja, serangkaian kebijakan lain pun dikeluarkan Kemendikbut menyikapi perkembangan penyebaran Covid-19, seperti pembatalan Ujian Nasional (UN), penyesuaian ujian sekolah dan pendekatan online untuk proses pendaftaran siswa. Selain itu, dibuat pula kebijakan penyesuaian pemanfaatan bantuan operasional sekolah (BOS) dan BOP yang fleksbel untuk memenuhi kebutuhan sekolah selama pandemi.
Tidak hanya internet dan social media yang menjadi pemeran utama dalam sistem pendidikan daring, namun juga pendidik yang terus dituntut agar terus menghasilkan inovasi agar memastikan para siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar meskipun peserta didik berada dirumah. Inovasi para pendidik juga merupakan solusi yang perlu dipertimbangkan dan juga dilaksanakan oleh para pendidikan dengan memaksimalkan media yang ada.
Pekerjaan rumah kita dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional memang masih banyak. Pandemi Covid-19 ini menyingkapkan sejumlah personal genting yang harus segera diatasu karena menyangkut kebrlangsungan dan kualitas pendidikan para murid serta kesejahteraan para murid, guru maupun dosen. Betapapun sulitnya, kita harus terus memperjuangkan dan mengawal proses reformasi pendidikan, sebagai kejayaan NKRI.
Setiap perubahan peradaban pasti akan memberikan akibat positif dan negatif, namun semua orang harus bisa mengikuti perubahan tersebut yang tentunya dibatasi dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat itu sendiri. Manusia merupakan makhluk social yang tidak mungkin bisa hidup sendiri tanpa interaksi dengan orang lain baik local maupun global.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun