Mohon tunggu...
Inovasi

Fenomena Bioluminesensi pada Hewan Laut

12 September 2017   16:49 Diperbarui: 12 September 2017   17:05 3887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.lotour.com/zhengwen/1/lg-jc-860.shtml (Diakses pada 11 September 2017)

Fenomena Bioluminesensi pada Hewan Laut

Bioluminescence atau bioluminesensi adalah emisi cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi kimia tertentu dalam tubuhnya. Kata bioluminescence berasal dari dua bahasa, yaitu bio (=hidup, Yunani) dan lumen (=cahaya, Latin). Fenomena ini dikenalkan pertama kali oleh Aristoteles dalam bukunya yang berjudul "Tentang Warna". Ia menyebutkan bahwa ada sesuatu yang secara alami menyebabkan bagian kepala ikan dan badan sotong terlihat bercahaya. Hingga saat ini, bioluminesensi telah ditemukan secara alami pada berbagai macam organisme di perairan, seperti cumi-cumi, ubur-ubur, gurita, plankton dan lain-lain. Organisme di perairan ini memberikan efek seolah lautan tampak bercahaya.

Ada beberapa fungsi bioluminescence bagi hewan laut. Pertama, sebagai pertahanan dari serangan predator. Hewan yang tergolong dalam kelompok dinoflagellateseperti ubur-ubur mempertahankan dirinya dari serangan predator dengan cara memancarkan cahaya pendar sehingga keberadaannya tersamarkan oleh cahaya lain di perairan. 

Fungsi kedua dari fenomena bioluminesensi bagi hewan laut adalah fungsi predasi, yaitu untuk menarik perhatian mangsa. Hewan yang menerapkan fungsi predasi ini contohnya adalah ikan angel, hiu Isistius brasiliensis, dan ikan paus sperma atau Physeter microcephalus. Fungsi lainnya adalah untuk memberikan sinyal kawin. Contohnya cacing Odontosyllis enopladi daerah Bermuda yang menarik perhatian lawan jenisnya dengan memancarkan cahaya.

Secara umum, reaksi yang menyebabkan fenomena biolumnesensi dipengaruhi oleh dua bahan kimia, yaitu luciferin dan luciferase atau photoprotein. Luciferin merupakan senyawa yang dapat menghasilkan cahaya. Beberapa organisme memproduksi senyawa luciferin sendiri, sedangkan beberapa lainnya mendapatkannya dari organisme lainnya. Ada yang mendapatkannya melalui makanan ataupun melalui hubungan simbiosis. Selain luciferin, bahan kimia yang menyebabkan fenomena bioluminesensi adalah luciferase. Luciferase merupakan sebuah enzim yang berinteraksi dengan subtrat untuk mempengaruhi laju reaksi kimia.

Fenomena bioluminesensi terjadi karena reaksi kimia tertentu yang berbeda-beda pada setiap hewan. Dalam reaksi kimia ini, luciferin berperan sebagai subtrat yang membantu mengikat oksigen pada molekul organik. Interaksi dari luciferin yang telah teroksidasi dengan enzim luciferase membentuk produk sampingan berupa molekul dengan energi tinggi. Molekul ini disebut oxyluciferin. Reaksi ini kemudian melepaskan energi cahaya yang membuat hewan terlihat bersinar.

Fenomena bioluminesensi telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang medis. Fenomena ini digunakan untuk mendeteksi adanya sel kanker di dalam tubuh melalui teknologi yang disebut Bioluminescence Imaging (BLI). Bioluminesensi juga digunakan untuk memantau perkembangan sel tumor. Penggunaan bioluminesensi sebagai gen pelapor juga telah dimanfaatkan dalam tanaman transgenik hasil rekyasa genatika. Selain itu, mikroorganisme luminesensi juga dapat dimanfaatkan dalam bidang ekologi sebagai pendeteksi polutan atau kontaminan, serta dimanfaatkan sebagai pendeteksi mikroba pantogen dalam bidang pangan.

Sumber:

Zanjabili, Sunani. 2017: Bioluminescence pada Biota Laut.

Available at: http://www.academia.edu/9655580/Bioluminescence_pada_Biota_Laut (Diakses tanggal 9 September 2017)

Andyan. 2009: Bioluminescence, Sistem Penerangan Alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun