Mohon tunggu...
Nurul Aini
Nurul Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fakultas Bahasa dan Ilmu Komunikasi Prodi Sastra Inggris

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masalah Sosial di Sekitar Kita

24 Oktober 2021   18:58 Diperbarui: 24 Oktober 2021   19:06 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Ketahanan ideologi Pancasila kembali diuji ketika dunia masuk pada era globalisasi di mana banyaknya ideologi alternatif merasuki ke dalam segenap sendi-sendi bangsa melalui media informasi yang dapat dijangkau oleh seluruh anak bangsa," kata Deputi Bidang Pengkajian Strategik Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. membuka Focus Group Discussion (FGD) tentang Mencari Bentuk Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Era Globalisasi bertempat di Ruang Gatot Kaca, Senin, 9 Maret 2020.

Reni menjelaskan bahwa Pancasila sejatinya merupakan ideologi terbuka, yakni ideologi yang terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa. Namun, di sisi lain diharuskan adanya kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru. Apabila Indonesia tidak cermat, maka masyarakat akan cenderung ikut arus ideologi luar tersebut, sedangkan ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan baik nilai-nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Kemudian tantangan selanjutnya adalah eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA. Bonus demografi yang akan segera dinikmati Bangsa Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda di tengah arus globalisasi.

Pada kesempatan tersebut Dave juga memberikan rekomendasi implementasi nilai-nilai Pancasila di era globalisasi. Pertama, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang menarik bagi generasi muda dan masyarakat.

Rekomendasi selanjutnya adalah membumikan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan dan/atau pembelajaran berkesinambungan yang berkelanjutan di semua lini dan wilayah. Oleh karena itu, Dave menganggap perlu ada kurikulum di satuan pendidikan dan perguruan tinggi yaitu Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan (P3KN). 

Menanggapi pernyataan Dave, Analis Kebijakan Direktorat Sekolah Menengah Atas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) Dr. Juandanilsyah, S.E., M.A., menjelaskan bahwa Pancasila saat ini diajarkan dan diperkuat melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) dengan penekanan pada teori dan praktik. Tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh perkembangan global juga berdampak pada anak-anak. 

Menurut Juan, Pancasila di masa mendatang akan mempertahankan otoritas negara dan penegakan hukum serta menjadi pelindung hak-hak dasar warga negara sebagai manusia. Oleh karena itu, sangat penting untuk menanamkan kesadaran terhadap potensi bahaya gangguan dari luar yang dapat merusak dan mengajak siswa untuk mempertahankan identitas bangsa serta meningkatkan ketahanan mental dan ideologi bangsa.

"Seharusnya representasi sosial tentang Pancasila yang diingat orang adalah Pancasila ideologi toleransi, Pancasila ideologi pluralisme, dan Pancasila ideologi multikulturalisme," kata Pakar Psikologi Politik Universitas Indonesia Prof. Dr. Hamdi Moeloek.

(QS. Al - Ankabut : {29} : 2-3)

()  ()

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

( QS. Ali-Imran: 200 )

     Artinya: 

 Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.

Faktior penyebab pengangguran ini adalah kekalahan SDM (Sumber Daya Manusia) Indonesia untuk berkompetensi dengan tenaga kerja dari negara lain. Keadaan ini memicu negara dalam jumlah penduduk yang tidak produktif. Salah satu cara mengatasi pengangguran dan sosial di Indonesia ialah dengan memberikan pelatihan tenaga kerja, memberikan pelatihan bahasa, serta pelatihan keterampilan yang membuat laku bekerja di sektor unggulan Indonesia.

 Korupsi ini merupakan masalah sosial yang seringkali menjadi masalah yang menahun, dari tahun ke tahun adalah korupsi yang menggunakan jabatan dengan memperkaya diri sendiri. Masalah ini begitu pelik di alami Indonesia, bahkan pada saat ini masyarkat Indoensia seringkali dihadapkan dengan para pejabat yang menggunakan kekayaan negara untuk keperluan pribadi. Baru-baru ini pada tahun 2018 misalnya, kasus korupsi di Indonesia merajalela pada E-KTP yang memberikan efek kejerahan atas kepercayaan masyarakat dengan ketua DPR (Setya Novanto). Oleh karenanya cara atau solusi dalam mengatasi korupsi ini bisa dilakukan dengan memberikan hukuman yang lebih berat dibandingkan dengan hukuman yangs aat ini diterapkan. 

Konflik Ras ini merupakan salah satu dari permasalah sosial lainnya yang seringkali terjadi antara masyarakat Indonesia adalah konflik antar ras, karean tidak bisa menerima perbedaan yang ada dalam kehidupan masyarakat multikultural. Pengertian masyarakat itu sendiri yaitu kumpulan dua atau lebih orang untuk bersatu dalam kurun waktu tertentu. Negara Indonesia ini bisa terbentuk karena ada kumpulan orang-orang yang seharusnya bersatu untuk mencapai tujuan bersama bukan pada tujuan pribadi. Kenakalan remaja menjadi salah satu masalah sosial yang sering terjadi di Indonesia, masalah ini berakibat pada rusaknya mental remaja dalam menghadapi perkembangan perubahan sosial yang tinggi. Generasi muda yang sudah rusak bahkan bisa menjadi ancaman yang berarti bagi Indonesia. 

Cara mengatasi masalah sosail kenakalan remaja ini ialah dengan memebrikan remaja penyuluhan serta bentuk kesibukan yang ada. Dorongan ini bisa dilakukan dengan memberikan fasilitas untuk mendapatkan beasiswa di luar negeri bagi remaha yang berprestasi. Contoh lainnya yang berhubungan erat dengan masalah sosial di Idonesia adanya penyebarluasan narkoba yang menjadi salah satu yang ditakuti bagi Indonesia. Narkoba sudah banyak dipasarkan di Indonesia. Bahkan dari sejumlah kasus Pemerintah Indonesia melalui kepolisian pernah menangkap jumlah 4 ton sabu pada tahun 2018. Cara mengatasi masalah sosial ini ialah dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya narkoba sehingga dengan demikian masyarakat akan mengetahui damapk negatif dari narkoba ini.

Pancasila dijadikan sebagai landasan hidup Bangsa Indonesia. Hal itu berarti, setiap nilai-nilai yang ada dalam sila Pancasila perlu dijadikan sebagai dasar dalam hidup bernegara. Dalam konteks gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 

Pada saat ini banyak sekali gerakan-gerakan gotong royong, gerakan-gerakan untuk membantu relawan-relawan yang terjadi di sekitar kita. Mulai dari tingkat keluarga, RT/RW, dari pemerintah kota, sampai tingkat nasional dan ini bisa menjadi sebuah hal yang masuk dalam teks yang dibahas dalam pembelajaran sangat relevan, sangat bermakna.

Menggerakkan kebaikan di hati tiap orang untuk membantu melalui donasi dengan kekuatan media sosial.membuat pembelajaran project-based learning dan ujung-ujungnya memberi donasi kepada orang-orang yang tertimpa bencana COVID.

Suatu bangsa dituntut untuk menunjukkan nilai-nilai terbaik dari ideologi kebangsaan untuk dapat mengatasi tantangan pandemi COVID-19. Keadaan ini mengandung semua nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam Pancasila, yaitu efektivitas pemerintahan yang berpadu dengan kepercayaan dan kepatuhan rakyat terhadap semua ketentuan yang diterbitkan pemerintah, serta kesadaran pada masyarakat untuk menghubungkan kepentingan perorangan dengan kepentingan masyarakat, yakni dengan menjauhi sikap egosentris yang hanya memikirkan diri sendiri.

Mengapresiasi tenaga kesehatan yang telah bekerja melampaui batas panggilan. Sudah sepatutnya memberikan penghormatan kepada setiap tenaga yang bertugas atas pengabdian yang mengharukan dan profesionalitas yang menakjubkan.

Dalam memperingati hari kelahiran Pancasila, kami mengajak seluruh saudara sebangsa agar membangun diawali dari diri sendiri, ketahanan diri, yang memberi kontribusi bagi ketahanan masyarakat yang merupakan pelaksanaan dari nilai gotong royong sebagai nilai inti dari Pancasila.

Kunci dalam menghadapi sebuah masalah hakikatnya adalah bersatu tanpa memandang perbedaan antargolongan. Menyalahkan pemerintah tentu bukan salah satu bagian dari karakter pribadi bangsa Indonesia, karena sejatinya prinsip dari implementasi Pancasila adalah menemukan solusi melalui kerja sama bangsa Indonesia.

Allah SWT berfirman Al-dalam surah Al-Baqarah ayat 179.

Artinya: 

 Dan dalam qisas itu ada (jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal, agar kamu bertakwa.

Di saat pandemi COVID-19 ini, kami mengajak para pembaca untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila.

Sila Ke-1 melakukan cara dengan berdoa dan berserah diri kepada-Nya untuk keselamatan agar virus ini akan segera berakhir dari dunia.

Sila Ke-2 Setiap orang wajib memperlakukan satu sama lain dengan memperhatikan etika, sehingga muncul rasa memanusiakan manusia.

Sila Ke-3 Pandemi ini dapat dikalahkan dengan cara kita bersatu untuk melawannya, pada saat ini mungkin cara yang dilakukan adalah dengan menjaga jarak serta berdiam diri di rumah saja.

Sila Ke-4 Mendukung kebijakan pemerintah dalam menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) adalah salah satu cara untuk meminimalisir penyebaran COVID-19.

Sila Ke-5 Dibutuhkan sinergitas yang baik seperti kerja sama antara masyarakat dan masyarakat serta kerja sama masyarakat dan pemerintah dan bersikap adil.

Dengan hal ini intinya "Pancasila hadir sebagai ruh kepribadian bangsa yang mengingatkan bahwasanya bangsa Indonesia tetap harus bekerja sama serta bersatu. Pandemi COVID-19 merupakan kewajiban bersama seluruh bangsa Indonesia agar kita mampu mengembalikan kondisi negara."

Mahasiswa: Nurul Aini (Unisulla)

Prodi : Sastra Inggris

Dosen : Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun