Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bekerja adalah Menikmati dari Hasil Proses Belajar

27 Maret 2021   14:23 Diperbarui: 27 Maret 2021   14:25 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : prakerja.go.id

Menjalani pekerjaan untuk hidup yang lebih baik atau hanya sekadar menyambung hidup mempunyai dinamikanya masing-masing dan itu bukan pilihan tetapi memang garisan hidup harus seperti itu, makanya dinikmati saja. 

Dikatakan pekerjaan untuk kehidupan yang lebih baik karena memang pekerjaan yang dijalaninya mempunyai prospek yang cerah. Karena dari pekerjaan itu tidak dikhawatirkan akan kekurangan dukungan materi.

Untuk sementara ini pastilah ukuran keberhasilan masih dalam pandangan seberapa mewah kekayaan harta benda yang dimiliki. Berapa banyak perusahaan yang dimiliki, sebagai pejabat eselon 1 pasti, pengacara kondangkah hingga bisa mempunyai harta begitu banyak, pasti dulunya sekolah di PT terkenal di luar negeri, pantesan kerjanya enak sekolahnya mungkin pas ketika kuliah.

Masih banyak lagi pertanyaan yang menyatakan rasa kekaguman karena gelar yang disandangnya dan harta yang dimiliki. Apalagi orang yang sering disebut sukses itu suka berderma maka lengkap sudah puji-pujian dialamatkan untuknya.

Hanya saja orang tidak akan pernah menanyakan dahulunya kuliah di mana terus mengambil jurusan apa sehingga bisa sesukses seperti itu. 

Bahkan jikalau ditambah lagi orang yang kaya itu dulunya sangat miskin kok bisa mencapai kesuksesan seperti itu pasti sangat beruntunglah nasibnya. Selanjutnya pasti pertanyaan lain akan muncul juga, pantesan kaya dapat warisan, pantesan kaya melihara tuyul, pantesan kaya karena korupsi.

Memelihara omongan orang tidak akan pernah selesai, apalagi ketika nyinyir itu sudah menyentuh pengalaman pendidikan yang sudah dijalani sangat banyak ragamnya. Namun yang dapat dimbil hikmah dari semuanya adalah masyarakat kita sebenarnya sangat menghargai suatu proses. Karena tanggapan yang muncul bisa saja dijadikan pemicu untuk mencapai hasil maksimal.

Pendidikan Untuk Mencapai Ilmu Pengetahuan
Idealnya ketika seseorang belajar dari SD hingga PT sudah mengerucut pada suatu bakat  yang dimiliki. Namun sayangnya tidak semua orang tahu pada bakat yang dimilikinya, bahkan ketika bersekolah tidak jarang siswa masih gagu ketika ditanya apa cita-citanya. 

Ketidaktahuan itulah yang mengakibatkan sebagian besar siswa hanya sekolah sesuai dengan kata teman, arahan orang tua, dan sayangnya lagi tidak sedikit BP hanya mengamini ketika anak memilih jurusan tertentu.

Sudah seharusnya orang tua, guru, bahkan diri sendiri  mengetahui bakat yang dimiliki. Jikalau terlambat melihat bakat yang memang sangat tidak kasat mata ini si anak juga seolah-olah menjadi orang yang akan serba salah. 

Anak yang senang pada permainan catur belum tentu punya bakat pada permainan itu. Namun bisa saja anak yang tidak suka bermain catur dan hanya senang pada permainan sepak bola tetiba ketika dikenalkan pada catur bisa menjadi pecatur handal karena memang berbakat di sana.  
 
Mencari ilmu hukumnya wajib bagi umat Islam, bahkan saya juga berkeyakinan sama jika penganut  agama Hindu, agama Budha, agama Kristen, agama Katolik, Konghucu, aliran kepercayaan menempatkan ilmu di stratra tertinggi. Ilmu yang baik akan mengajak pada pencerahan hidup dan memudahkan seseorang memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya.

Bahkan saking wajibnya mencari ilmu itu, dari lahir pun sudah diamanatakn untuk belajar dan finisnya kalau jasad sudah disemayamkan. Apakah kalau sudah bekerja tidak diamanatkan untuk belajar? Karena bekerja masih bagian ketika hidup ya wajib juga belajar mengenali pekerjaan itu.  

Sehingga tidak ada ruginya  belajar mengenali pekerjaan. Hitung-hitung ada ilmu baru yang harus diketahui.

Dan ada keuntungan tersendiri ketika menuntut ilmu pada suatu disiplin kekhususan ilmu. Dengan sendirinya akan mencapai puncaknya jika sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Namun menempatkan pencarian ilmu pengetahuan secara umum dengan ikhlas juga tidak ada ruginya. Tentu saja yang rugi adalah sudah tidak tidak mau mencari ilmu kemudian tidak tahu bakat yang dimiliki.

Bekerja adalah menikmati Hasil Proses Pendidikan
Menteri Kesehatan di kabinet Jokowi saat ini Bapak Budi Gunadi Sadikin bukan berlatar belakang  dari ilmu kedokteran. Namun bisa menjalankan tugasnya dengan baik mengurusi kementrian yang membawahi ribuan dokter di Indonesia. Atau Soekarno yang bukan berlatar belakang pendidikan Sosial Politik, namun berlatar pendidikan arsitektur. Namun mencapai karier puncaknya bukan sebagai seorang arsitektur malahan menjadi presiden.

Jikalau bidang studi mempunyai peran besar dalam kesuksesan seseorang bisa saja diamini. Karena memiliki ilmu tidak akan pernah rugi jikalau bisa mengambil sisi kemanfaatannya ketika bekerja. Misalkan saja seorang sarjana pertanian kemudian memilih berdagang, tentunya jika ditelesik tidak ada hubungannya. Namun ketika bisa mengembangkan sisi dasarnya yang bisa mengolah agro industrinya akan  mempunyai keuntungan berlebih.

Keuntungan bisa itu diambil dari pengelolaan pertaniannya dan berani memasarkannya bukankah hal demikian sama saja sudah berusaha menguasai bagian hulu hingga hilir dari pertanian. Sehingga tidak layaklah jika seseorang yang sudah menyelesaikan studi hanya menjadi pengangguran intelektual. Karena di setiap pekerjaan yang sudah ada di tangan meskipun tidak sesuai dengan disiplin ilmu pasti ada linknya.

Besar kecilnya link hanya bisa dieksplorasi ketika menempuh jenjang pendidikan. Bukan pada hasil yang menjadi tujuan ketika menempuh studi, tetapi ketika pada proses untuk menjadi sarjana, proses menjadi lulusan diploma, lulusan SMA/SMK. Usahalah yang akan menentukan keberhasilan seseorang itu.

Tetapi sekali lagi seperti yang sudah saya tulis di kompasiana sebelumnya, mendapatkan ilmu dengan penuh kebahagiaan pada tiap waktunya akan sangat mempengaruhi langkah selanjutnya ketika menapaki dunia nyata yang ada di masyarakat. karena bisa saya ibaratkan dunia pendidikan adalah dunia imajiner sementara itu  kehidupan di masyarakat adalah dunia real.

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun