Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pada Akhir Karnaval Sudah Ada yang Menunggu

15 September 2019   20:58 Diperbarui: 15 September 2019   21:00 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          Meskipun ada slentingan kalau juara karnaval itu akan diambil dari peseta terfavourit dinilai dari kreativitasnya dan tentu saja kemewahan kemudian  diberi hadiah Namun ternyata semangatnya adalah asal ikut dan menggugurkan perintah maka dapat ditebak seperti apa karnaval itu. Asal ikut Hampir sama semuanya kalau tidak bilang sekenanya, yang penting sudah mengikuti instruksi dan tidak dimarahi oleh atasanya. Sangat memalukan bahkan harga diri kepala jawatan dipertaruhkan  jika sampai tidak mengikuti perintah. Jika tidak mengikuti maka akan ada perhatian khusus selanjutnya bisa-bisa sulit naik pangkat atau bahkan lembaganya diberi surat peringatan.

          Namun jika mampu menampilkan pertunjukkan yang luar biasa maka dipastikan akan ada penilaian khusus. Untuk mengadakan pertunjukkan karnaval "wah" dana yang dibutuhkan akan luar biasa. Di sinilah kata orang permainan memperoleh jabatan lebih  tinggi dimulai. Itu kata orang....

             Di tengah-tengah kesibukan peserta yang memamerkan keunggulan, visi misi lembaganya lewat pengeras yang telah disiapkan tiba giliran peserta dengan mobil bak terbuka yang di atasnya penuh pria wanita nan gagah dan cantik perwakilan dari dinas pariwisata. Namun mengherankan segala hiasan sudah hilang, baik yang didepan, belakang, samping kanan kiri. Hanya tinggal tempatnya. Hiasan tertinggal yang terpakai hanyalah puing-puing kayu bekas kotak telur, gabus putih, kertas semen yang sudah dicat menyerupai batu batuan. Hanya itu, bentuk asalnya.  Penutup rangka yang semula kembang warna-warni berbagai hiasan lainnya telah jadi rebutan penonton. Buah-buahan sebagai pendamping tidak berbekas. Apalagi kain yang menutupi bagian samping tinggal wadahnya.

          Rupanya inilah yang ditunggu seluruh penonton, dapat mengambil segala pernik yang bisa dibawa pulang. Meskipun sebelumnya sudah diumumkan tidak boleh ini itu tetapi pengumuman hanya berlaku manakala ada yang ngawasi. Dan kini bagai ajang pamer keberanian mengambil apa saja dari mobil peserta. Penonton yang telah mendapatkan bersuka cita ada yang teriak dan memamerkan barang kepada teman-temannya, yang tidak ada nyali untuk berebut dengan sekian ribu tangan kini berusaha "menjarah" dari mobil y

          Ada juga yang hanya sekedar berharap ada mobil dari perusahaan yang ikut karnaval membagi-bagi kian bingkisan. Kalau perusahaan tebu akan membagikan gulanya meskipun hanya setengah kilogram. Perusahaan handuk akan membagikan sapu kecil lap keringat. Perusahaan ikan akan membagikan ikan yang sudah dikemas.

          Keriuhan para penonton yang mendapatkan barang secara gratis atau meminta dengan paksa  itu tiba-tiba diheningkan oleh serombongan anak muda. Para pemuda itu gegap gempita berteriak dan bergerak dengan ritmis sperti tarian flash mob gerakan sederhana tangan diangkat kaki gerak maju empat langkah, ke belakang satu langkah ke samping, dan tubuh selalu bergerak sambil berteriak ketika sudah sampai hitungan tertentu.

          Pertujukan yang sederhana, ritmis, dan mampu menggerakkan orang untuk mengikuti ke arah lain dari arah karnaval. semakin lama semakin banyak yang mengikuti gerakan itu kalau semula hanya iringan mulut. Sekarang sudah ada yang mengiringi lewat alat perkusi.

          Alat perkusi itu mula-mula dari rombongan peserta bagian belakang yang merupakan kelompok seni musik tradisional dan kontemporer lebih tepatnya pemusik yang memainkan segala benda yang bisa berbunyi. Ada yang memukul galon air, galon minyak, kaleng roti, potongan pipa air, mereka mainkan dipadukan dengan alat musik sederhana sehingga bunyi dari segala benda itu memadati ruang luas dan mengalahkan hingar bingar suara dengung kumpulan ribuan manusia bahkan bisa menuntun mereka untuk mengikuti gerakan gerakan suara yang diperagakan oleh kelompok flash mob di depannya.

          Para anak muda yang mengikuti karnaval  dari kelompok musik dan kelompok flash mob tiba-tiba membelokkan arahnya seratus delapan puluh derajat dari kelompok utama iring-iringan penjabat. Jadilah mereka para peflashmob dan kolabolator musik menjadi  "gerombolan" karnaval yang tidak terdaftar peserta resmi namun lebih menarik. Dan bisa menggerakkan lebih banyak penonton untuk mengikuti seluruh gerakkan itu. Kalau tidak bisa bergerak sesuai gerakan di depannya paling tidak para penonton hampir seluruhnya tersedot ke arah suara mengalun.

          Sekarang kalau dilihat dari angkasa karnaval itu tampak bagai dua aliran sungai yaitu alur mobil dan pejalan kaki. Beraneka mobil yang dihiasi beragam hiasan merangkak terseok seok menuju alun-alun kota. Sedangkan pejalan kaki yang kini membuat karnavalnya sendiri  terus bergerak memanjang menganak ular mengarah ke lapangan pinggiran kota.

"Halo Kakak." Sapa seorang anak yang berusia sekitar dua belas tahunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun