Mohon tunggu...
Nurul Hidayati
Nurul Hidayati Mohon Tunggu... Dosen - Psychologist

Ordinary woman; mom; lecturer; psychologist; writer; story teller; long life learner :)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Me Time: Kapan Kita Butuh Piknik dan Bagaimana Me Time yang Oke

22 Maret 2017   12:03 Diperbarui: 22 Maret 2017   12:20 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak hal yang telah dan akan terjadi dalam hidup kita. Terkadang kita berada dalam titik puncak, adakalanya kita pun terhempas di titik nadir kehidupan. Di antara dua titik tersebut, hidup kita terus berjalan dengan berbagai dinamika di dalamnya.

Sebagian kita kemudian berkata, hidup membuat kita stress. Dan untuk mengurangi stress tersebut, kita butuh penyegaran. Lalu muncullah istilah: “kurang piknik” yang mewabah tersebut. Apakah kita benar-benar butuh piknik ke tempat nun jauh di sana? Ataukah kita perlu mengajukan cuti beberapa hari untuk berpergian ke pantai-pantai nan eksotik? Untuk kemudian kembali dalam kondisi fully charged? Dan hadir sebagai manusia baru? Hmmm, let’s talk about it

Kurang Piknik?

Sebenarnya apa sih “kurang piknik” itu? Apakah stress atau tekanan yang kita hadapi niscaya akan minggatkalau kita pergi piknik? He he…

Hmm… mungkin saja (dan mungkin juga tidak).

Istilah “kurang piknik” menurut hemat saya serupa dengan istilah “me time” yang juga cukup populer. Lalu sebenarnya apakah itu? Eh, masih belum terjawab ya? *kedip-kedip

Begini, tuntutan dan tekanan hidup bisa membuat kita kehilangan prioritas, membuat kita tak lagi menyadari apa yang penting dan apa yang “seolah-olah penting”, apa yang harus dilakukan dan apa yang bisa ditunda terlebih dahulu. Berpacu dengan tenggat waktu, berlarian dengan berbagai agenda dalam hidup kita, membuat kita seolah “kehilangan diri” kita.

Nah, maka..kemudian muncullah kebutuhan “me time” tersebut. Me time, tak lain adalah upaya berkenalan kembali dengan diri kita. Memang tak mudah untuk menyelam ke dalam kesadaran akan kebutuhan-kebutuhan serta prioritas hidup apabila kita tidak meluangkan waktu untuk “looking inwards

Me Time: Harus Pergi-Pergi dan Belanja-Belanji, Ya?

Nah, ini diaaaa…! (yang jadi masalah)… Kita ingin mengambil jeda, barang beberapa waktu…untuk melakukan refleksi akan kehidupan kita, prioritas-prioritas kita, pilihan-pilihan kita….namun kita justru mengisi waktu luang itu dengan berbagai kegiatan “having fun” namun lupa akan urgensi me time itu sendiri.

Bahkan, me time itu tak butuh mahal. Nggak harus belanja-belanji. Dan tak mesti nge-booking tiket kapal pesiar buat pergi ke Maldives juga, lho.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun