Mohon tunggu...
Wartawan Bangkotan
Wartawan Bangkotan Mohon Tunggu... Akun ke-2 setelah NUR TERBIT tak bisa dibuka 🙏

Wartawan biasa yang tidak pernah mau pensiun menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bertamu ke Jokowi, Ini Kisah Lain Ustadz Abu Bakar Baasyir

3 Oktober 2025   16:06 Diperbarui: 3 Oktober 2025   16:06 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler


KENANGAN BERSAMA USTADZ ABU BAKAR BAASYIR DI SOLO - Catatan : Nur Terbit

Nama Pak Ustadz Abu Bakar Baasyir (ABB) yang selama ini tenggelam, tiba-tiba muncul lagi menguasai pemberitaan media. Itu terjadi setelah Pak Ustadz ABB ini diberitakan media datang berkunjung ke rumah Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di Solo, Jawa Tengah.

Apa pembahasan dari pertemuan Ustadz ABB dengan Jokowi? Bukan itu yang ingin saya bahas di tulisan ini. Tapi bagaimana kenangan saya sendiri dengan Ustadz ABB, sebelum beliau jadi terpidana dan masuk penjara menjalani hukuman di era pemerintahan Jokowi karena tuduhan Teroris.

Ya. Saya punya pengalaman tersendiri dan berkesan, terutama sebagai wartawan dengan Pak Ustadz ABB. Cerita awalnya, ada teman yang selalu kami jadikan narasumber untuk bahan berita. Dia orang Solo, politisi Senayan di Komisi V Bidang Perhubungan, juga beliau pengurus PSSI dan pengusaha angkutan bus (PO) lintas daerah. 

Suatu hari Si Boss ini mengumpulkan kami para wartawan (saya mewakili Harian Terbit, Pos Kota Grup) utk diajak ke Solo, disiapkan bus dari perusahaannya yang berangkat dari Terminal Pulogadung Jaktim. Bukan meliput kegiatan politik karena beliau anggota dewan, apalagi juga bukan meliput acara sepak bola karena dia sebagai pengurus PSSI. 

Tapi diajak nonton pagelaran wayang. Wow...mana bisa? Saya kan orang Makassar perantau dari Sulsel, mana ngerti wayang?

Tapi tak apalah, mungkin ini sekalian bisa rekreasi, cari suasana lain drpd terus di lapangan berkutat dan mengejar narasumber, atau di kantor seharian mengetik berita? 

Begitulah, hingga dinihari itu kami sudah tiba di Solo dari Jakarta dan diinapkan di salah satu hotel. 

Pagi hari, kami teman2 wartawan jalan2 keluar hotel mencari sarapan. Akhirnya ketemu deretan kios makanan persis di depan RS PKU Muhammadiyah. 

Di tengah menikmati sarapan itulah, tiba-tiba di depan RS, sejumlah anak usia pelajar berpakaian santri menutup pintu halaman RS. Ada apa ya?

Dari informasi di lokasi, kami akhirnya tahu bahwa rupanya Ustad Abu Bakar Baasyir (ABB) lagi dirawat di RS PKU Muhamadiyah Surakarta. Baru kami sadar, wah ini bisa jadi bahan berita, begitu naluri kewartawanan saya mengusik. 

Hal ini karena saat itu berita ustadz ABB sudah santer yang dituduh teroris dan jadi berita utama di hampir semua media terutama surat kabar.

Sambil menghabiskan sarapan, kami para wartawan memperhatikan situasi dari jarak jauh. Lalu kemudian berusaha mendekat. 

Ingin memastikan apa yang akan terjadi setelah sejumlah anak lelaki berpakaian santri tersebut mengunci pagar rumah sakit. Saat itu pula rupanya dari jalan raya mendadak terlihat pasukan bersenjata menuju arah rumah sakit.

Tanpa mengalami kesulitan yang berarti -- meski sempat mendapat perlawanan dari anak lelaki usia pelajar itu -- rombongan bersenjata tersebut dengan gampang menjemput paksa dan membawa ABB ke bandara Solo dan menerbangkan sang ustadz ke Jakarta. 

Belakangan kami baru mengetahui, kalau sejumlah pelajar berpakaian santri yang menghalangi di pintu RS, ternyata tidak lain adalah para santri ABB sendiri dari Pesantren Al Amin di Ngeruki, Solo, yang dikelola ustadz ABB.

Seperti diberitakan beberapa media saat itu, Abu Bakar Ba'asyir diambil paksa dari PKU Muhammadiyah Solo bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, Senin (28/10/2002). Pada peristiwa itu, pihak Polri melakukan tindakan paksa dengan menjebol pintu kamar ruang VIP Al-Firdaus No 9, tempat Ba'asyir dirawat, dengan senjata pistol. 

Sedikitnya tiga pengikut Ba'asyir yang berusaha melindungi pimpinannya mengalami luka karena terlibat kontak fisik dengan aparat Polri. Beritanya ada DI SINI

Segera saya menghubungi redaksi koran sore Harian Terbit di Jakarta tempat saya bekerja, dan minta disiapkan tempat di halaman 1 (depan) untuk berita dari Solo: "Ustadz ABB Dijemput Paksa Dari RS PKU Muhammadiyah Solo". 

Berita yang dimuat di siang hari tersebut menjadi heboh dan saya diperintahkan kantor untuk tetap bertahan di Solo. Diminta mengikuti perkembangan situasi pasca penjemputan paksa ustadz ABB.

Rombongan wartawan dari Jakarta yang semula mau menonton dan meliput pagelaran wayang di Solo, langsung terfokus perhatiannya kepada peristiwa yang lebih bernilai berita ini. 

Malam hari, pagelaran wayang tetap berlangsung. Wartawan tetap meliput. Tapi berita wayang "tenggelam" dan kalah heboh dengan berita penjemputan paksa "terduga teroris", ya...status masih terduga saat itu, sebelum akhirnya ustadz ABB dijebloskan ke penjara.

Esok harinya, rombongan wartawan pun kembali ke Jakarta. Kecuali saya dan teman Aam Waisar (wartawan Tabloid Aksi, masih grup Pos Kota) tetap harus bertahan di Solo sesuai perintah dari kantor redaksi. 

Situasi ini kemudian kami manfaatkan berdua untuk menjadi "santri" dengan menginap di Pondok Pesantren ustadz ABB di Al Amin, Ngeruki. Dari pesantren ini kemudian kami menulis banyak tentang cerita Sang Kiai di mata santrinya. 

Sekali waktu di depan Rutan/Lapas Salemba, Jalan Percetakan Negara, Rawasari, Jakarta Pusat. Kembali kami para wartawan berkumpul. Ada bocoran informasi kepada kami wartawan bahwa Ustadz ABB yang ditahan Rutan/Lapas Salemba, akan menikmati udara bebas.

Dari sejak pagi, para pemburu berita ini menunggu dengan sabar Sang Ustadz yang dituduh teroris ini. Apalagi jika benar "Ustadz Abu Bakar Baasyir Bebas", itu tentu akan menarik untuk dijadikan judul berita headline media. 

Tapi apa yang terjadi hari itu? Ustadz ABB memang berhasil menikmati udara bebas. Dia keluar berjalan melewati pintu gerbang Rutan/Lapas Salemba menuju ke arah Jalan Raya Percetakan Negara. 

Tapi begitu berada di luar tembok penjara, beliau ditangkap lagi dan dibawa masuk kembali ke dalam hotel prodeo alias hotel gratisan tersebut. Ustadz ABB kembali mulai menjalani hukuman sebagai narapidana dalam perkara yang lain. Alamak....Salam...

Nur Terbit

#nurterbit - 300925.

https://www.threads.com/@dinastypolitik/post/DPVfniKEeYI?xmt=AQF09p1o1nG6Jlph42m6j4-Gk9KMr2_9RjiLEwdDzw1yKQ&slof=1

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun