Esok harinya, rombongan wartawan pun kembali ke Jakarta. Kecuali saya dan teman Aam Waisar (wartawan Tabloid Aksi, masih grup Pos Kota) tetap harus bertahan di Solo sesuai perintah dari kantor redaksi.
Situasi ini kemudian kami manfaatkan berdua untuk menjadi "santri" dengan menginap di Pondok Pesantren ustadz ABB di Al Amin, Ngeruki. Dari pesantren ini kemudian kami menulis banyak tentang cerita Sang Kiai di mata santrinya.
Sekali waktu di depan Rutan/Lapas Salemba, Jalan Percetakan Negara, Rawasari, Jakarta Pusat. Kembali kami para wartawan berkumpul. Ada bocoran informasi kepada kami wartawan bahwa Ustadz ABB yang ditahan Rutan/Lapas Salemba, akan menikmati udara bebas.
Dari sejak pagi, para pemburu berita ini menunggu dengan sabar Sang Ustadz yang dituduh teroris ini. Apalagi jika benar "Ustadz Abu Bakar Baasyir Bebas", itu tentu akan menarik untuk dijadikan judul berita headline media.
Tapi apa yang terjadi hari itu? Ustadz ABB memang berhasil menikmati udara bebas. Dia keluar berjalan melewati pintu gerbang Rutan/Lapas Salemba menuju ke arah Jalan Raya Percetakan Negara.
Tapi begitu berada di luar tembok penjara, beliau ditangkap lagi dan dibawa masuk kembali ke dalam hotel prodeo alias hotel gratisan tersebut. Ustadz ABB kembali mulai menjalani hukuman sebagai narapidana dalam perkara yang lain. Alamak....Salam...
#nurterbit - 300925.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI