Yang di depan kebanyakan jadi amal jariah untuk pencuri pada malam hari. Risiko punya pokok berbuah di pinggir jalan raya. Sisanya buat oleh-oleh bagi tetangga dan tamu yang datang.
Bukan berarti berkebun alpukat untung sepanjang masa. Kalau buah-buahan lagi banjir, pedagang dari luar daerah tiada datang, Rp 3 ribu sekilo pun belum tentu ada yang beli.
Menurut saya, tak ada salahnya petani memperbanyak budidaya alpokat. Minimal memanfaatkan pekarangan di belakang rumah. Soal harga urusan belakangan. Biar waktu yang menentukan.
Tanaman yang satu ini tak perlu perawatan khusus. Tak repot-repot memberinya makan tentunya, he he.... Yang penting batangnya jangan diboncengi tumbuhan parasit. Salam dari Pinggir Danau Kerinci. ****