Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wow, Petani ini Berpuasa Memanen di Sawah Gaji 4 Ratus Ribu Per Hari

22 Mei 2020   05:20 Diperbarui: 22 Mei 2020   06:35 3521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Diajak saja. Kan bisa tuh, naik honda,"

Nenek siap borfoto Selfi bersama SI. (Dokumentasi pribadi).
Nenek siap borfoto Selfi bersama SI. (Dokumentasi pribadi).
 " Jauh Bu. Arah  ke danau. Kira-kira sekilo  dari jalan raya. Saya dan bapaknya memanen di sawah orang," balasnya.

Saya ikuti dia menuju warung penjual bensin. Di sela-sela itu saya mengajaknya berbincang tentang suka-dukanya  sebagai tukang panen.

"Enaknya, memanen  upahnya sistem borongan. Dihitung per karung. Prosesnya, nyabit, ngmpeh (merontok manual), dan ngantar. Pokoknya pemilik sawah terima gabah sampai di rumah,"  jelasnya.

"Dukanya?"

"Ya, seperti sekarang.  Kerja di tengah paneh ahak (panas terik). Hangatnya minta ampun. Kulit serasa hangus  terpanggang," tambahnya.

 "Tak puasakah."

Ngmpeh (merontk), lokasi sawahnya pas di belakang rumah Bos. (dokumentasi pribadi).
Ngmpeh (merontk), lokasi sawahnya pas di belakang rumah Bos. (dokumentasi pribadi).
"Alhamdulillah, puasa kami tak pernah batal, Bu. Allah selalu bersama kita. Sepanas apapun ahi (cuaca), rasanya biasa-biasa saja. Tiada haus dan lapar." Bibirnya tersenyum, matanya berbinar tulus.

"Daripada nganggur  menjelang padi kami masak. Ibu tengok sendiri, tanggung jawab kami berat. Si sulung yang cewek itu  kelas 1 SMK. Sekarang enak, lagi libur corona.

"Hari biasa setiap ke sekolah butuh bensin dan uang  ala kadarnya. Tetapi dia bawa bekal, jarang jajan. Duit  ditabungnya  untuk keperluan sekolah. Buat ongkos praktik dan lain-lain. Bahkan dengan sisa tabungannya dia bisa beli sepatu sendiri.

pekerja memanggul padi dari lokasi ke pinggir jalan
pekerja memanggul padi dari lokasi ke pinggir jalan
"Setelah dia lulus SMP, saya kasih lampu merah. 'Kalau mau melanjutkan sekolah  Emak dan Bapak tak sanggup membiayaimu bermewah-mewah, Nak. Kalau kuat menderita, silakan maju. Jika tidak, cukup batas SMP saja.' Rupanya dia siap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun