Berkaca dari insiden tersebut, ada baiknya hentikan kebiasaan begini. Kecuali yang didalam juga pegang kunci. Penyimpanannya pun harus jelas dan mudah dijangkau.
4. Semua pintu dan jendela tak perlu pakai teralis
Entah karena kebanyakan harta atau takut dibunuh penjahat, zaman sekarang banyak masyarakat memasang besi pengaman pada pintu dan jendela.
Untuk berjaga-jaga, ada baiknya tidak semuanya ditutupi jeruji. Sisakan satu sebagai pintu darurat. Minimal sebuah jendela teralisnya sistem buka tutup.
5. Simpan  kunci motor atau mobil pada tempat yang lazim dan mudah dijangkau.Â
Kehilangan kunci dalam rumah merupakan melodi penghibur menambah selera makan. Terlebih dalam keluarga saya yang suami isteri bersahabat dengan pikun. Â Entah itu kunci motor, kunci mobil, maupun kunci rumah. Bayangkan kalau kasus tersebut terjadi pada saat darurat.
Untuk bersiaga, taruhlah kunci-kunci tersebut pada tempat yang lazim dan mudah disambar. Kapan keadaan genting, Â kendaraan berpeluang bisa diselamatkan.
6. Isi bak air sampai penuh
Dua tahun yang lalu, sebuah rumah nyaris hangus. Lokasinya di suatu  kompleks padat penduduk.  Ketika itu bak air pemilik rumah dalam keadaan kosong.
Untung tetangga sebelah punya banyak persediaan air. Bahu-membahu masyarakt sekitar mengangkutnya pakai ember, terus menyiramkannya ke titik api. Akhirnya api dapat dijinakkan. Â Oleh sebab itu, biasakan mengisi bak air sampai penuh siang atau malam dan dalam situasi apapun.
Demikian tips bersiaga menghadapi bencana ala keluarga saya, sebelum malaikat pencabut nyawa datang. Kalau ada kiat lain, silakan ditambah pada kolom komentar. Salam dari Pinggir Danau Kerinci.
****