Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Pencari Takdir (Dongeng Turki)

30 Mei 2018   22:02 Diperbarui: 30 Mei 2018   22:27 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: persadablog.wordpress.com

Alkisah seorang lelaki yang tidak begitu berbakat dan kurang sukses memutuskan bahwa, jika hendak memanfaatkan potensi dirinya semaksimal mungkin dia harus berkelana untuk menemui Sang Takdir yang akan memberi tahu cara mengatasi masalah. Dia memulai perjalanan panjangnya dan pada sore harinya bertemu seekor srigala

"Mau kemana" Selidik srigala                

"Aku mencari Sang Takdir yang akan memberitahuku cara mengakhiri masalah yang telah kuderita sepanjang hidup."

"Sang Takdir memang amat bijaksana.  Jika kau bertemu dengannya, tolong katakan kepadanya bahwa telah bertahun-tahun aku menderita sakit kepala. Maukah kau tanyakan kepadanya bagaimana aku bisa mengakhiri penderitaan ini?"

Lelaki tersebut setuju dan melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian dia bertemu seorang penjaga malam di kota tempat dia bermalam. "Anda mau kemana?" tanya penjaga tersebut kepada sang musafir.

"Aku sedang mencari sang takdir yang akan membantu menyelesaikan masalahku. Sudah lama aku mencari pekerjaan yang menghasilkan lebih dari sekadar putus asa kegagalan," jawab lelaki yang kelelahan ini.

Penjaga malam memberi tahu sang musafir bahwa dia juga kurang mujur dalam pekerjaan. Jam kerjanya terlalu panjang dan gajinya amat kecil. "Saudaraku," kata penjaga itu. "Jika engkau sudah bertemu Sang Takdir maukah kau tanyakan kepadanya bagaimana aku bisa mendapatkan segala yang aku dambakan dalam hidup ini ?"

Sang musafir setuju. Dia beristirahat malam itu dan esok paginya melanjutkan perjalanan.  Tiba di tepi sebuah sungai, dia disambut oleh seekor ikan yang menanyakan tujuannya.  Diceritakannya semua kisahnya pada sang ikan. Sang ikan menjawab, "Selama hidup aku tidak bisa menutup mulut. Berjanjilah jika bertemu sang takdir akan kau tanyakan bagaimana aku bisa menutup mulutku dan engkau akan ku antarkan ke seberang dengan naik punggungku."  Sang musafir setuju lalu sang ikan menyeberangkan dia di atas punggungnya.

Akhirnya lelaki tersebut tiba di rumah sang Takdir. Saat itu sang Takdir sedang duduk memutar rodanya. Sang musafir menceritakan kesengsaraannya tentang ketidak mampuannya mencari nafkah dan kurangnya bakat. Sang takdir memutarkan roda nasip untuk musafir tersebut lalu bertanya, "Wahai lelaki yang baik adakah makhluk lain yang kau temui di sepanjang perjalanan yang juga membutuhkan bantuanku?" Lelaki tersebut tiba-tiba ingat pada sang ikan penjaga malam dan serigala lalu menceritakan masalah mereka masing-masing.

Sang Takdir menjawab, "Untuk serigala itu hanya ada satu obat. Dia harus memakan kepala orang terbodoh di kerajaan ini baru sakit kepalanya akan sembuh selamanya. Sang ikan tidak bisa menutup mulut karena ada dua butir permata dalam mulutnya. Jika kau ambil permata tersebut ia akan bisa menutup mulutnya. Suruh si penjaga malam tersebut menggali dinding rumahnya sebelah barat laut. Bantu dia dan akan kalian temukan dua kendi besar penuh berisi emas."

Dalam perjalanan pulang lelaki itu bertemu sang ikan. Dimasukkan tangannya ke dalam mulut ikan dan diambilnya dua butir zamrud yang indah. "Terima kasih." kata sang ikan. "Ambillah permata itu! Itu adalah zamrud yang amat mahal."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun