Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Konsultan Partikelir

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Cerita Rakyat] Tiga Jurus Hikmah dari Si Pitung

10 Januari 2021   22:51 Diperbarui: 10 Januari 2021   23:00 5226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Almarhum Dicky Zulkarnaen sebagai Si Pitung dalam film "Si Pitung"(1970)/Sumber: Tribunnews.com

Ada beragam versi kisah pengkhianatan terhadap Si Pitung yang beredar di masyarakat. 

Ada yang mengisahkan Haji Naipin, sang guru Si Pitung, yang sudah berusia lanjut, disiksa dan dipaksa Kompeni Belanda untuk membocorkan posisi kelompok Si Pitung dan rahasia ilmu kebal Si Pitung.

Versi lain mengatakan Ji'ih, salah seorang sahabat terdekat Si Pitung, yang mengungkapkan rahasia jimat kekebalan Si Pitung dengan imbalan uang emas. Dalam versi yang lain lagi, disebutkan Somad, rekan Si Pitung, yang mencukur rambut Si Pitung yang konon merupakan letak kesaktian sang pendekar.

Apa pun versi kisah dan metode pengkhianatannya, ada pepatah Betawi yang pas untuk menggambarkannya, yakni "ibarat nulungin anjing kejepit, ditulungin malah ngegigit".

Jurus kedua: Konsistensi perjuangan akan membuahkan hasil. Inilah jurus kedua, jurus konsistensi.

Konsistensi, atau keistikamahan, ibarat tetesan air yang bertahun-tahun tiada henti jatuh ke atas sebuah batu yang pada akhirnya berhasil melubangi batu tersebut. Demikianlah kekuatan konsistensi.

Konon Kelompok Si Pitung melakukan perlawanan terhadap Kompeni Belanda selama kurang lebih dua warsa secara terus-menerus dengan intensitas tinggi. Sehingga keberadaan mereka, yang merampoki para tuan tanah kaya dan orang-orang Belanda, dianggap meresahkan Kompeni Belanda. Mereka pun tak ayal menjadi target DPO (Daftar Pencarian Orang) kepolisian Karesidenan Batavia.

Alhasil, pamor Si Pitung sebagai simbol perlawanan penjajah Belanda mencorong di kalangan pribumi dan meraih simpati dan dukungan dari masyarakat pribumi Batavia. Itulah buah yang manis dari sebuah konsistensi.

Jurus ketiga: Perjuangan butuh pengorbanan. Jurus ketiga, yang merupakan jurus pamungkas, adalah jurus pengorbanan.

No pain, no gain, demikian menurut pepatah Bahasa Inggris. Atau jer besuki mawa bea dalam falsafah Jawa. Ada harga yang harus dibayar untuk setiap langkah perjuangan yang dilakukan.

Si Pitung, demi visi dan misinya untuk membela kaum lemah Batavia yang tertindas oleh Kompeni Belanda dan para tuan tanah kaya yang pro-Kompeni Belanda, rela melepaskan kenikmatan hidup bersenang-senang dan berlimpah harta serta uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun