Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Inilah Rahasia Judul "Clickbait" Lebih Laris

6 Desember 2020   05:41 Diperbarui: 6 Desember 2020   05:41 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelukisan kejadian atau tindakan dalam sebuah tulisan dapat memperlancar sebuah tulisan untuk dicerna dan diserap saripatinya. Di sinilah dialog berperan. Karena dialog pun dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi. 

Buku wajib penulis fiksi/Foto: bukalapak.com
Buku wajib penulis fiksi/Foto: bukalapak.com

Josiph Novakovich dalam Berguru kepada Sastrawan Dunia (Mizan, 2003) mengatakan: "Karena dialog mengungkapkan informasi tentang perjuangan seseorang, pastikan Anda tidak memberi kami informasi yang sepele dan tidak relevan. Hindari pendahuluan yang realistis; buatlah ringkasan pendahuluan yang enak lalu langsung masuk ke dalam dialog....Jangan tunjukkan semua contohnya, sajikan yang dramatis, saat diperlukan saja, dan sajikan yang lainnya dalam bentuk ringkasan." (hal. 182-183).

Namun, terlalu banyak dialog, ujar Mohammad Diponegoro dalam Yuk Menulis Cerpen Yuk (Shalahuddin Press, Yogyakarta, 1991), bisa membuat tulisan terlalu encer. 

Jadi memainkan keduanya butuh nilai rasa, atau kadung populer disebut feeling. Ini seperti kita memainkan gas atau persneling ketika mengendarai motor atau mobil. 

Juga seperti rasa masakan. Coba minta keluarga atau sahabat kita untuk 'mencicipi' tulisan kita. Apakah sudah ganyeng atau bumbunya sudah pas? Sudahkah mencapai efek yang kita inginkan?


Jika belum, mari kita banyak berlatih menulis, membaca dan berdiskusi. Sejatinya ini juga nasihat untuk saya pribadi. 

Selain itu, persiapkan mindset kita dalam menulis karena menulis seperti meludah dan buang hajat, harus ikhlas. Dari sekian banyak tulisan yang belum baik kelak seiring bertambahnya jam terbang dan referensi bacaan pasti muncul yang terbaik. Practice makes perfect. Alah bisa karena biasa.

Yang terakhir, kritik juga merupakan bahan bakar bagi energi kepenulisan. 

Ibarat sebuah bahtera, kritik adalah angin yang justru mendorongnya bergerak sampai ke daratan harapan.  Selain itu, seberapa pun kadarnya, mari berbagi apa yang kita tahu. Karena berbagi ilmu itu sesungguhnya sedekah, dan setiap sedekah berbuah keuntungan baik berupa tambahan ilmu atau manfaat lainnya.

Jika itu yang kita amalkan, Insya Allah, konco-konco kita akan jauh lebih banyak daripada konco-konco nama pena.

Kramat Babakan, 6 Desember 2020

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun