Beberapa waktu lalu, banjir melanda kawasan Sukabumi, Jawa Barat, dan meninggalkan luka yang dalam bagi banyak keluarga. Di antara banyaknya kisah duka yang muncul, satu peristiwa mengguncang hati siapa pun yang mendengarnya—seorang ibu dan anaknya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, masih berpelukan. Pelukan terakhir itu bukan hanya simbol kasih seorang ibu, tetapi juga potret kepedihan kemanusiaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Banjir datang secara tiba-tiba, membawa arus deras yang meluluhlantakkan rumah, menghanyutkan barang-barang, dan memisahkan banyak orang dari orang-orang tercinta. Di tengah pencarian korban, tim penyelamat menemukan tubuh seorang ibu dan anak yang masih saling berpegangan erat. Keduanya telah pergi, namun cara mereka ditemukan seakan menyampaikan pesan dalam diam—bahwa kasih ibu tak berhenti, bahkan ketika maut sudah datang menjemput.
Kisah ini bukan sekadar berita, melainkan sebuah pengingat mendalam akan rapuhnya kehidupan dan kuatnya cinta. Ia menyentuh hati siapa saja yang membacanya, mengingatkan kita bahwa di balik setiap korban bencana, ada cerita, ada keluarga, dan ada cinta yang tertinggal.
Tragedi ini menyatukan banyak orang dalam duka dan solidaritas. Bantuan datang dari berbagai penjuru, relawan turun ke lokasi, masyarakat saling membantu. Di balik kesedihan yang begitu dalam, kita masih bisa menyaksikan sisi terbaik dari bangsa ini: kebersamaan dan kepedulian yang tidak memandang latar belakang. Dalam duka yang besar, muncul empati yang luas.
Tragedi ini juga menjadi pengingat bahwa kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana sangatlah penting. Edukasi tentang apa yang harus dilakukan saat bencana datang, jalur evakuasi yang jelas, serta informasi cepat dan akurat bisa membuat perbedaan besar. Tak hanya pemerintah yang harus sigap, tapi juga masyarakat secara keseluruhan perlu menyadari pentingnya persiapan dan tanggap darurat.
Kisah ibu dan anak di Sukabumi akan terus dikenang. Bukan hanya karena betapa pilunya kehilangan mereka, tapi karena pelukan terakhir itu telah mengajarkan kita arti cinta, perlindungan, dan pengorbanan. Semoga duka ini tak hanya menjadi berita yang lewat begitu saja, melainkan juga menjadi alasan untuk lebih peduli, lebih waspada, dan lebih menghargai hidup serta orang-orang yang kita cintai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI