Mohon tunggu...
Nurmala
Nurmala Mohon Tunggu... Mahasiswi

Saya adalah mahasiswi jurusan Ilmu Studi Ekonomi Pembangunan di Universitas Tanjungpura. Saya memiliki minat yang besar untuk mencoba hal-hal baru, terutama dalam bidang kegiatan sosial, kepanitiaan, dan volunteer. Selain itu, saya juga memiliki pengalaman sebagai atlet olahraga Kempo di tingkat daerah dan provinsi, yang mengajarkan saya tentang disiplin, kerja keras, dan semangat juang yang tinggi. Saya selalu berusaha mengembangkan diri dalam berbagai aspek, baik akademis maupun non-akademis, untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan berkontribusi lebih dalam masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dari Pontianak ke Kuching: Petualang di Negeri Jiran

14 Maret 2025   16:52 Diperbarui: 10 Agustus 2025   13:03 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada bulan Februari 2024, Mira, seorang mahasiswa Universitas Tanjungpura yang berusia 21 tahun, pertama kali mengunjungi Kuching, Sarawak, Malaysia. Pengalaman yang sangat berkesan ini ia bagikan kepada saya dengan penuh antusias di UPT Bahasa Universitas Tanjungpura. Perjalanan yang berlangsung selama 4 hari tersebut memberi banyak kesan mendalam baginya. Mulai dari persiapan keberangkatan hingga momen-momen seru yang dia alami selama berada di negara bagian Sarawak, Malaysia. Berikut ini adalah gambaran lebih lanjut tentang perjalanan tersebut.

Persiapan Keberangkatan

Perjalanan ini sebenarnya bukanlah suatu rencana yang mendadak. Mira bersama 14 temannya sudah merencanakan perjalanan ini dengan sangat matang. Mereka saling berdiskusi untuk merencanakan berbagai hal seperti anggaran, akomodasi, transportasi, dan destinasi yang akan dikunjungi. Setelah mempertimbangkan banyak opsi, mereka memutuskan untuk menggunakan bus DAMRI dari Pontianak menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, kemudian melanjutkan perjalanan ke Kuching. Selain itu, mereka juga memesan homestay yang strategis untuk memastikan akses yang mudah ke berbagai tempat wisata di Kuching.

Hari Pertama: Memulai Perjalanan

Pada hari yang sudah dinanti-nanti, Mira bangun lebih awal sebelum fajar untuk memastikan semua barang bawaannya tidak ada yang tertinggal. Pukul 5 pagi, ia memesan Grab Car menuju terminal Ambawang. Suasana pagi itu penuh semangat dan kebahagiaan, dan setibanya di terminal, mereka segera menaikkan barang-barang ke bus DAMRI yang akan membawa mereka menuju PLBN Entikong. Perjalanan ini membutuhkan waktu yang cukup lama karena terjadi kemacetan arus kendaraan yang cukup parah akibat banyaknya orang yang berlibur.

Sesampainya di PLBN, mereka harus melewati proses pengecekan paspor yang memakan waktu hampir satu jam lebih. Setelah melewati proses tersebut, mereka melanjutkan perjalanan ke Kuching pada pukul 3 sore. Setibanya di terminal Kuching, langkah pertama yang mereka lakukan adalah membeli kartu SIM lokal agar dapat tetap terhubung selama berada di Malaysia, karena kartu SIM Indonesia tidak dapat digunakan di sana. Setelah membeli SIM card, mereka menuju homestay menggunakan Grab Car untuk beristirahat sejenak. Di malam hari, mereka berjalan kaki menyusuri tepian Sungai Sarawak untuk menikmati pemandangan malam yang menenangkan dan indah.

Hari Kedua: Eksplorasi Kuching

Pada pagi hari berikutnya, setelah sarapan ringan di dekat penginapan, mereka memutuskan untuk mengunjungi Patung Kuching yang ikonik. Patung ini terkenal sebagai simbol kota Kuching dan menjadi salah satu landmark yang banyak dikunjungi wisatawan. Mira dan teman-temannya mengambil banyak foto di sini untuk mengabadikan momen indah tersebut. Tidak hanya itu, mereka juga memanfaatkan bus pariwisata gratis untuk berkeliling kota selama sekitar 30 menit. Bus ini membawa mereka mengelilingi berbagai sudut kota Kuching yang menarik, mulai dari bangunan-bangunan bersejarah hingga spot-spot modern yang memikat.

Setelah berkeliling, mereka melanjutkan perjalanan ke Indian Street, sebuah kawasan yang mengingatkan mereka pada Pasar Tengah di Pontianak. Di sini, mereka membeli berbagai oleh-oleh khas Kuching dan mencicipi jajanan lokal yang lezat. Banyak orang keturunan India yang berjualan di sepanjang jalan ini, dan harganya juga relatif terjangkau, hampir setara dengan harga yang ada di Indonesia. Mereka sangat menikmati suasana di Indian Street, yang penuh dengan warna-warni dan keramaian.

Sekitar pukul 12 siang, mereka kembali ke homestay untuk beristirahat. Sore harinya, sekitar pukul 3, cuaca mulai bersahabat, tidak terlalu panas, sehingga mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan lagi. Mereka mengunjungi Konsulat Republik Indonesia di Kuching, meskipun mereka tidak bisa masuk ke dalam karena akses terbatas. Mereka hanya bisa berfoto di luar gedung Konsulat yang terletak tidak jauh dari penginapan mereka. Lokasi Konsulat yang strategis memudahkan mereka untuk berjalan kaki.

Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke Taman Riverbank, yang berjarak sekitar 20 menit berjalan kaki. Mira sangat terkesan dengan tatanan kota Kuching yang rapi dan teratur, serta fasilitas ramah pejalan kaki seperti taman bermain anak-anak, danau buatan, dan area piknik. Mira juga sangat mengagumi kebersihan lingkungan kota ini, dengan banyaknya ruang terbuka hijau yang memberikan udara segar dan menyegarkan tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun