Mohon tunggu...
Nurlaila Utari
Nurlaila Utari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwi

Mahasiswi aktif Ilmu Komunikasi - Universitas Islam 45 Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena "Ngemis Online" : Mendapatkan Gift di TikTok dengan Live Mandi Lumpur

20 Januari 2023   19:52 Diperbarui: 29 Januari 2023   09:10 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan teknologi informasi membawa sebuah perubahan dalam masyarakat. Lahirnya sosial media menjadikan pola perilaku masyarakat mengalami pergeseran budaya, etika, dan norma yang ada. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar dalam penggunaan media sosial menjadikan memiliki potensi perubahan sosial. Dari berbagai kalangan dan usia, hampir semua masyarakat memiliki dan menggunakan media sosial sebagai salah satu sarana guna memperoleh dan menyampaikan informasi ke publik.

Dengan adanya sosial media saat ini menjadikan masyarakat menggunakan sosial media sebagai sarana mendapatkan informasi, berkomunikasi dengan jarak jauh, hingga media sosial dijadikan tempat kreativitas masyarakat untuk menunjukkan bakatnya. Selain itu, dengan adanya media sosial media saat ini kehidupan sosial masyarakat telah dipengaruhi. Hubungan sosial masyarakat memiliki perubahan-perubahan dalam nilai, sikap, dan pola perilaku yang terkadang menyimpang dari norma-norma yang ada.

mandi-lumpur-63d5d53d260a1124f60762d2.jpg
mandi-lumpur-63d5d53d260a1124f60762d2.jpg
Sosial media saat ini dijadikan masyarakat sebagai sarana kreativitas dalam pembuatan konten yang mendapatkan like banyak dari penonton supaya mendapatkan uang. Saat ini banyak masyarakat yang berlomba-lomba untuk membuat konten berbeda dari yang lainnya. Mulai dari konten yang positif hingga konten yang menimbulkan kontroversi agar kontennya cepat dilirik oleh warganet.

Seperti saat ini yang menghebohkan dunia maya dimana terdapat konten video siaran langsung mandi lumpur dengan menggunakan sosial media TikTok. Dalam video siaran langsungnya pemeran yang dilakukan oleh wanita paruh baya ini rela melakukan kegiatan ekstrem salah satunya mengguyur dirinya sendiri dengan air hingga lumpur selama berjam-jam.

Dari aksinya tersebut, pembuat konten akan mendapatkan gift dari penonton TikToknya. Pembuat video ini akan meraup keuntungan jutaan rupiah dari didapatnya gift dari penontonnya.

Video siaran langsung mandi lumpur ini disebut warganet sebagai ngemis online karena seorang wanita paruh baya ini akan mengguyur tubuhnya dengan air lumpur ketika ada penonton TikToknya yang memberikan gift dari platform tersebut. Kreator akan mendapatkan gift dengan jumlah banyak dari penonton dan kemudian menukarnya dengan uang.

Aksi ngemis online ini sangat meresahkan masyarakat pengguna TikTok. Karena demi mendapatkan uang mereka rela menyakiti dirinya sendiri atau self-harm dan mempermalukan dirinya apalagi pemerannya seorang wanita paruh baya.

wanita-paruh-baya-mandi-lumpur-63d5d53008a8b52954640f72.jpeg
wanita-paruh-baya-mandi-lumpur-63d5d53008a8b52954640f72.jpeg
Pakar digital, Anthony Leong mengatakan, fenomena mengemis online ini bisa terjadi secara berkepanjangan apabila para warganet terus berkontribusi dalam memberikan koin atau gift. Ia juga mengatakan satu fenomena akan semakin dinamis pada perkembangan teknologi dan informasi. Dimana ini mendakan adanya disrupsi yang bukan hanya terjadi di corporate dan government saja tetapi juga terjadi pada cara orang meminta duit.

Dengan demikian, Anthony mengatakan, bagaimana penyelesaiannya sangat bergantung pada bagaimana publik bersikapp. Menurutnya, sosial media harusnya dipergunakan sebagai sarana edukasi dalam memberikan pencerahan maupun esensu dengan substansi yang lebih baik.

Jika konten mengemis online ini dibiarkan secara terus menerus akan berdampak buruk bagi semua pihak terutama citra dari bangsa negara Indonesia ini. Karena TikTok merupakan platform media sosial yang memiliki sistem algoritma yang luas. Artinya, seluruh video konten akan tersebar dengan cepat kepada para pengguna TikTok di seluruh dunia.

Dalam hal ini, jika konten mengemis online ini dihentikan maka akan semakin banyak orang yang akan mencontoh tindakan “mengemis online” ini dengan cara yang akan lebih parah lagi demi konten dan ke viralannya dari konten yang tidak berguna untuk digunakan untuk mencari nafkah atau uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun