Mohon tunggu...
nur jannah
nur jannah Mohon Tunggu... Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Mahasiswa yang suka nulis segala hal

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Sidoarjo dan Tantangan Urbanisasi: Belajar dari Dinamika Kota Besar

25 Agustus 2025   23:13 Diperbarui: 25 Agustus 2025   23:13 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Urbanisasi merupakan fenomena global yang tidak bisa dihindari. Kota-kota besar di dunia tumbuh karena kebutuhan manusia untuk berkumpul, bekerja, dan membangun teori ekonomi dan sosio-geografis menyebutkan bahwa kota bertumbuh sebagai pusat aktivitas ekonomi, jasa, serta mobilitas manusia, tetapi juga menimbulkan kompleksitas pengelolaan perkotaan. Sidoarjo, sebagai bagian dari Gerbangkertosusila (Gresik--Bangkalan--Surabaya--Sidoarjo--Mojokerto), tumbuh pesat sebagai kota penyangga Surabaya. Melalui fenomena urbanisasi internal, Sidoarjo merefleksikan tantangan dan peluang kota besar, namun dalam skala yang lebih terjangkau dan bisa dijadikan laboratorium pengembangan perkotaan berkelanjutan. Sidoarjo memiliki luas wilayah sekitar 719,34 km dengan 1,955 juta jiwa penduduk (pertengahan 2023) dan kepadatan sekitar 2.718 jiwa/km. Dari sisi demografi, sekitar 67,4% penduduk berada dalam rentang usia produktif (15--59 tahun), sementara 20,2% adalah anak-anak dan 12,4% lansia. Selain itu tingkat pendidikan juga mencerminkan tantangan pemanfaatan sumber daya manusia, di mana hanya 10,76% penduduk Sidoarjo yang menamatkan pendidikan tinggi pada akhir 2024. Meski demikian, komitmen pelayanan publik terlihat dari capaian Universal Health Coverage (UHC) sebesar 99,44%, serta program bantuan berskala lanjut seperti beasiswa bagi 20.000 pelajar.

Sidoarjo kini mengalami pertumbuhan penduduk yang signifikan karena lokasinya yang strategis, dekat dengan Surabaya, dan menjadi jalur utama transportasi serta perdagangan. Banyak masyarakat dari berbagai daerah memilih tinggal di Sidoarjo karena harga hunian relatif lebih terjangkau dibanding Surabaya, tetapi tetap dekat dengan pusat aktivitas ekonomi. Hal ini menjadikan Sidoarjo sebagai wilayah urban yang berkembang cepat, sekaligus menghadapi masalah khas kota besar, seperti kemacetan, banjir, alih fungsi lahan, dan berkurangnya ruang terbuka hijau.

Fenomena ini menunjukkan bahwa Sidoarjo memiliki pola yang mirip dengan kota-kota besar lain di dunia, meski dalam skala lebih kecil. Kepadatan penduduk yang terus meningkat di satu sisi mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, industri, dan sektor perdagangan. Namun di sisi lain, hal tersebut juga menimbulkan tekanan terhadap infrastruktur, lingkungan, serta tata ruang kota. Sidoarjo berada pada titik kritis: apakah akan berkembang sebagai kota penyangga yang hanya menampung limpahan Surabaya, atau menjadi kota mandiri dengan daya tarik tersendiri.

Untuk menjawab tantangan urbanisasi, Sidoarjo perlu mengembangkan strategi pembangunan yang lebih berkelanjutan. Upaya yang dapat dilakukan antara lain memperbaiki sistem transportasi publik agar mobilitas masyarakat lebih efisien, memperketat regulasi tata ruang untuk mencegah alih fungsi lahan yang berlebihan, serta memperluas ruang terbuka hijau sebagai penyeimbang lingkungan. Selain itu, Sidoarjo juga perlu memperkuat sektor pendidikan dan industri kreatif agar mampu menciptakan identitas urban yang berbeda dari Surabaya, sehingga tidak hanya menjadi kota penyangga, tetapi juga pusat pertumbuhan baru di Jawa Timur.

Dengan demikian Sidoarjo adalah contoh nyata bagaimana kota penyangga dapat belajar dari dinamika urbanisasi di kota besar tanpa meniru seluruh kompleksitasnya. Dengan perencanaan yang matang, intervensi berorientasi keberlanjutan, dan investasi pada manusia, Sidoarjo bukan hanya menjadi destinasi urban, tetapi bisa menjadi model kota satelit berdaya saing dan inklusif. Urbanisasi yang terkendali bukan penghambat, melainkan pintu transformasi menuju kesejahteraan yang merata.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun