Mohon tunggu...
Nur Jannah
Nur Jannah Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

Hobi membaca fenomena dan menulis alam, memasak, travelling dan merencanakan masa depan anak negeri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Terlalu Sempurna

14 Maret 2023   22:02 Diperbarui: 14 Maret 2023   22:03 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

#Teenlit

Namaku Alma. Aku cantik. Nggak percaya? Tanya aja mamaku. Kalau masih nggak yakin, dateng sini pagi-pagi. Terus dengerin si Dara. Itu, loh. Burung beoku yang setiap matahari nongol dia selalu bilang, "Pagi cantik, pagi cantik." Tapi biasanya sih itu modus doang. Supaya dikasih makanan sama susu. 

Sudah beberapa hari ini aku lagi bete sama seseorang. Siapa? Tuh, si Melia. Orang yang selalu mengaku-ngaku sebagai sahabatku. Dulu aku memang ngagumin dia. Sampe segala sesuatu yang dia punya, aku beli juga. Tapi sekarang, hufft, sorry, dia harus kuremove! Istilahnya, elo gue N! Alias ane wa ente, sodaqallahul azim!

"Alma, kenapa bengong? Ayo cepat, jawab pertanyaan ibu!" Tiba-tiba suara itu menyentakkanku dari lamunan.

"Eh, oh, i-iya, Bu ...," jawabku kebingungan. Apaan sih pertanyaan Bu Marta? Aku sama sekali nggak dengar tadi.

Diam-diam seseorang menyodorkan sebuah kertas kecil bertuliskan 'teori gravitasi, Sir Isaac Newton' di atas mejaku.

"Mmm, teori gravitasi ya Bu? Sir Isaac Newton," jawabku ragu-ragu.

"Yap. Tepat sekali," sahut Bu Marta sambil mengangguk ke arahku dari tempat duduk beliau. Kemudian memberikan pertanyaan lain kepada siswa yang lain lagi.

Huft, selamat, pikirku. Tapi siapa yang memberikanku bantuan tadi? Aku menoleh. Tak salah lagi, Melia! Huh, dia melambaikan tangannnya sambil tersenyum. Dia lagi, dia lagi. 

***

Dengan semangat empat lima aku mengajak beberapa teman belajar kelompok. Tugas dari Bu Marta kali ini susah banget. Untung si Lisa, Aura, dan Genta mau gabung.

"Eh, aku ikut kelompok kalian, ya?" Tiba-tiba suara itu mengagetkan kami.

Si Sempurna Melia. Cewek cantik tinggi semampai, juara kelas pula. Mantan sahabatku. Mantan. Mantan! Huh!

"Oh, boleh banget. Asiiik kamu mau ikutan kelompok kita," jawab Aura dan Lisa bersamaan.

Apaan sih? Kupegangi tubuh Genta yang gendut lalu mengguncang-guncang bahunya.

"Nggak. Nggak. Cukup kok. Kita berempat aja kan cukup ya, Genta?" sahutku cepat dan diam-diam menginjak kakinya.

Genta meringis. Wajahnya nampak bingung. Aku pelototin saja dia. 

"Eh, iya. Mel. Kita udah cukup kok. Kamu sama itu aja tuh. Si Renol, kayaknya dia belum ada kelompok, deh." 

Huaaah. Akhirnya si tambur ini mengerti juga. Makasih ya, Ndut.

Kucibirkan bibir ke arah mantan sahabatku itu. Emang enak? sukurin. siapa suruh jadi cewek komplit banget?! Udah cantik, tajir, pintar, baik hati pula.

Males, ah.

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun