Mohon tunggu...
Nur Janah Alsharafi
Nur Janah Alsharafi Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang ibu yang menyulam kata dan rasa dalam cerita

ibu 4 anak dengan sejumlah aktivitas . Tulisan-tulisan ini didokumentasikan di blog saya : nurjanahpsikodista.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mesin Waktu Itu Bernama Sovereign Hill

24 Desember 2018   12:30 Diperbarui: 25 Desember 2018   17:29 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image dari Koleksi pribadi

Madam dan Sir penghuni abad 18 tiba-tiba turun kembali ke abad 21 di lokasi ini, seolah hendak merajut memori kita menuju keemasan abad tersebut. Kehadiran pelakon Sovereign Hill dalam balutan abad 18 yang apik , benar-benar menjadi sebuah mesin waktu yang bernas.

Berjalan lah terus nun di depan kantor pos, anda akan menikmati suguhan live music yang disajikan oleh para pemusik secara apik. Tiga pemusik senior memainkan alat musik dan bernyanyi dari hatinya. Hal ini membuat lagu dan musik yang diperdengarkan terasa indah dan menyentuh. Belum lagi bumbu penyedap berupa pakaian si pemusik yang cukup keren dan membuat kita hanyut seolah benar-benar kita bagian kota ini. 

Jika anda lelah berjalan, ada baiknya mencicipi sejenak tour keliling kota Ballarat abad 18 dengan kereta kuda. Kuda-kuda pilihan yang gagah perkasa serta kusir dengan jas keren akan mendampingi anda . 

Kita juga dapat memasuki ruangan yang lebih mirip sebuah studio mini sebagai tempat dimana kita menyaksikan proses pembuatan emas batangan. Serbuk emas yang kemudian dibuat semacam bubur emas dan dicetak melalu pemanasan suhu tertentu membuat kita berdecak dibuatnya. Beberapa emas batangan dan perhiasan dipajang dietalase, kita dapat sekedar menikmati atau merogoh lebih dalam dompet kita jika ingin membawa pulang perhiasan emas yang dipajang disana.

Kehadiran suasana abad 18 semakin bernas ketika terdengar suara beberapa orang yang berteriak di kawasan ini. Beberapa laki-laki dan perempuan berkostum khas Victoria abad ke18 sedang melakukan aktivitas lelang hewan ternak. Sosiodrama ini terasa sangat pas karena pembagian peran yang sangat apik. 

Seseorang bertindak sebagai pemimpin lelang, beberapa menjadi asisten dan beberapa lainnya menyebar diantara kerumunan pengunjung. Ketika lelang seekor kambing dimulai dengan harga X dolar, maka salah satu pemeran yang berada di kerumunan pengunjung akan mulai mengajukan harga . 


Hal itu diikuti oleh yang lain hingga kemudian ditentukan pemenang lelangnya. Beberapa ekor kambing dan sapi berhasil dilelang pada hari itu. Ini benar-benar drama, ini benar-benar sensasi abad ke18 . Sensansi yang membuat pengunjung terpesona dan terasa menyatu dengan mesin waktu.

Perjalanan gemerlapan kota Ballarat abad 18 kutinggalkan sejenak dan kulanjutkan dengan menapaki sisi kelam kota ini. Pemukiman pekerja tambang di abad 18 dihadirkan kembali secara nyaris sempurna disini. Terjun bebas dari gemerlapan kota masa lalu ke sebuah realitas pahit kehidupan pekerja tambang. Sisi kiri kanan kita akan melihat gubug kumuh tempat bermukim para pekerja.

dengan peralatan dan mebel seadanya jauh dari kilauan emas yang mereka hasilkan di pertambangan. Kita juga akan melihat kehadiran toko atau tepatnya warung kelontong yang menjual kebutuhan para pekerja. Kita juga dapat mendulang emas di sungai kawasan Ballarat. Nampan aluminium yang terseia disitu dapat kita gunakan untuk mendulang emas di sungai tersebut. 

Sensasi ini terasa sangat pas karena jika beruntung kita akan mendapatkan butiran emas diantara air dan pasir yang bertebar di sungai tersebut. Kita jangan bingung ? Lho bukankan area pertambangan emas ini sudah tutup? Hal ini terjadi karena pengelola Sovereign Hill setiap hari menaburkan beberapa gram emas agar pengunjung mendapatkan sensasi abad 18 di lokasi ini secara pas.

Perjalanan napak tilas tak sempurna jika kita belum mencoba naik trem menuju lokasi penambangan emas bawah tanah. Trem kecil dengan penumpangs ekitar 30 an orang akan membawa kita menuju lokasi. Setelah kita duduk dan pintu ditutup, trem yang dikemudikan oleh seorang laki-laki bertopi ala Cowboy mulai meluncur secara perlahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun